SOLOPOS.COM - Ilustrasi kawasan Solo Utara

RAPBD 2016, Pemkot Solo dinilai tak konsisten mengembangkan wilayah Solo utara.

Solopos.com, SOLO–Pemkot Solo dinilai tidak konsisten dalam mengembangkan kawasan Solo Utara sesuai rencana pembangunan jangka menengah daerah (RPJMD).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Dalam dokumen Kebijakan Umum Anggaran dan Prioritas Plafon Anggaran Sementara (KUA-PPAS) RAPBD 2016, keberpihakan dana pembangunan Solo Utara masih sangat kurang. Hal ini mendapat sorotan Komisi II DPRD saat rapat koordinasi dengan Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) beberapa waktu lalu.

Ekspedisi Mudik 2024

Menurut Sekretaris Komisi II, Supriyanto, Pemkot sengaja mengabaikan Solo Utara dengan tidak mencantumkan kebijakan maupun program untuk mendukung pengembangan kawasan tersebut. Padahal dalam RPJMD, Solo Utara digadang-gadang menjadi wilayah prospektif untuk pengembangan dan pemerataan ekonomi ke depan.

“Kami bilang [pembangunan Solo Utara] memang sengaja dilupakan. Tak ada usulan di KUA-PPAS yang mendukung pengembangan Solo Utara secara berkelanjutan,” ujarnya saat ditemui wartawan di Gedung DPRD, Jumat (23/10/2015).

Menurut politikus Partai Demokrat ini, kawasan Solo Utara seperti Mojosongo sangat layak dikembangkan mengingat luas lahan yang masih longgar. Sejauh ini dia melihat pemihakan di wilayah itu masih sebatas program rutin seperti perbaikan jalan lingkungan. Supri mengatakan pengembangan infrastruktur di wilayah sana penting untuk menarik investasi seperti perhotelan dan pusat perbelanjaan. “Kami lihat Pemkot gagal dalam mengarahkan investasi.”

Komisi II juga menyoal tak munculnya usulan dana pembangunan Koridor Jl. Adi Sumarmo maupun tugu batas kota di KUA-PPAS. Padahal kedua proyek tersebut sudah memiliki detail engineering design (DED). Rencana pembangunan tugu batas kota di Kadipiro juga hilang begitu saja.

“Dalam pembahasan RAPBD ke depan akan kami dorong program-program ini untuk dibiayai. Butuh sekitar Rp1,1 miliar untuk koridor Adi Soemarmo, sedangkan penyusunan DED tugu Kadipiro sekitar Rp50 juta,” kata dia.

Lebih jauh DPRD mendorong bantuan keuangan provinsi Rp20 miliar diarahkan ke pembangunan jembatan di Gilingan alih-alih untuk proyek Koridor Gatot Subroto (Gatsu).

Menurut Supri, keberadaan jembatan lebih penting karena dapat meningkatkan aksesibilitas Solo Utara. “Kami mendesak Pemkot fokus dengan rencana pembangunan yang ada.”

Camat Banjarsari, Danang Sulindriyanto, berharap penataan koridor maupun pembangunan tugu batas kota di Banyuanyar dan Kadipiro dapat terealisasi. Dia mengatakan perkembangan pesat di Colomadu, Karanganyar, dan Ngemplak, Boyolali, menjadi peluang Solo untuk meningkatkan denyut ekonomi.

“Pengembangan tol, perumahan dan bandara di Satelit Solo membuat wilayah perbatasan mesti berbenah,” jelas dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya