SOLOPOS.COM - Ilustrasi (JIBI/Bisnis Indonesia/dok)

Ilustrasi (JIBI/Bisnis Indonesia/dok)

WONOGIRI – Keterlambatan pengajuan RAPBD Kabupaten Wonogiri tahun 2012 untuk dievaluasi Gubernur Jateng memicu seruan agar salah satu satuan kerja perangkat daerah (SKPD) yang menyebabkan keterlambatan itu diberi sanksi.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Seorang anggota DPRD Wonogiri, Abdullah Rabbani, mengungkapkan kekecewaannya atas keterlambatan pengiriman RAPBD ke gubernur untuk dievaluasi. Ia meminta bupati untuk memberikan sanksi pada SKPD terkait yang menjadi penyebab keterlambatan.

“Kami sangat kecewa. DPRD sudah berusaha mempercepat pembahasan RAPBD 2012. Badan Anggaran pun bekerja sampai lembur. Dan, tanggal 6 Januari, DPRD sudah setuju dengan draft RAPBD untuk dievaluasi gubernur. Kami berharap bupati mampu mengambil sikap tegas dengan memberi sanksi pada SKPD tersebut,” tegasnya kepada wartawan, Kamis (26/1/2012).

Bupati H Danar Rahmanto, juga mengungkapkan hal yang sama saat ditemui di Pendapa Rumah Dinas. “Sebenarnya, eksekutif juga ingin agar APBD cepat disahkan sehingga proyek pembangunan bisa segera dilaksanakan. Tetapi, ada satu SKPD yang tidak siap diajak bekerja cepat. Sehingga semua SKPD terkesan ikut lambat,” paparnya.

Saat ini, lanjut dia, RAPBD itu telah selesai dan dikirim ke Gubernur Jateng. Ia akan memanggil dinas terkait yakni Dinas Pendidikan (Disdik) untuk dimintai klarifikasi. “Saya harus tahu masalah yang sebenarnya. Apakah beban kerja di dinas tersebut terlalu banyak atau karena SDM yang tidak mampu. Saya juga akan mengevaluasi semua staf di dinas,” jelas Danar.

Jika setelah evaluasi itu diketahui bahwa beban kerja di Disdik terlalu berat sehingga SDM tidak mampu, maka tidak tertutup kemungkinan pihaknya akan menata ulang komponen di dinas tersebut. Sehingga semua bagian di SKPD mampu bekerja cepat dan akurat.

Terpisah, Kepala Disdik Wonogiri, Suparno, mengatakan pihaknya sudah berusaha untuk mempercepat hal itu. “Kami harus cermat, jadi harus meneliti satu persatu. Maka, banyak waktu yang dibutuhkan karena banyak yang diteliti. Jadi, tetap saja terlambat karena banyaknya pekerjaan yang harus dilakukan,” ungkapnya.

JIBI/SOLOPOS/Ayu Abriyani KP

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya