SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solopos.com, JAKARTA — Partai Demokrat menggelar rapat selama delapan jam membahas perobekan dan perusakan bendera serta baliho di Pekanbaru, Riau. Pertemuan tertutup yang dipimpin Ketua Umum Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) ini menyimpulkan beberapa poin.

Sekretaris Jenderal Demokrat Hinca Pandjaitan mengatakan bahwa perusakan ini diduga terjadi secara terstruktur serta terorganisir. “Perusakan yang uncivilized dan masih terhadap atribut Partai Demokrat benar-benar terjadi,” katanya di Kantor Dewan Pimpinan Pusat, Jakarta, Selasa (18/12/2018).

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

Hinca menjelaskan bahwa peristiwa ini diyakini ada inisiator dan otak utama karena tidak mungkin dilakukan oleh orang dibayar ratusan ribu. Orang yang dibayar ini pula, kata Hinca, seolah-olah dijadikan kambing hitam.

Bukan hanya itu, partai berlambang mercy ini menduga ada keterlibatan institusi tertentu atas permintaan dan instruksi perobekan. “Kasus ini nampak ditutup-tutupi dengan memutus mata rantai serta melupakan mastermind dan inisiator,” ucap Hinca.

Kesimpulan tersebut bukan tanpa sebab. Ini semua didapat berdasarkan informasi dan kesaksian partai di lapangan.

Pertemuan darurat yang diadakan di rumah SBY, Jakarta ada karena melihat pernyataan Kapolda Riau serta Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan Wiranto yang seakan-akan menganggap peristiwa ini remeh. Padahal, ada ratusan baliho dan ribuan bendera dirusak, dirobek, dan dihilangkan oleh orang yang tidak bertanggung jawab.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya