SOLOPOS.COM - Ilustrasi jenazah (Solopos/Whisnupaksa)

Solopos.com, SUKOHARJO -- Yulianto si jagal di Kartasura, Sukoharjo, mengandalkan ramuan herbal dari kecubung untuk melumpuhkan tujuh korban. Aksi pembunuhan berantai pada 24 Agustus 2010 itu terbongkar akibat gundukan tanah di dekat dapur yang dicurigai istrinya.

Istri Yulianto, Mul, curiga saat melihat ada gundukan tanah di dalam rumah Yulianto di Pucangan, Kartasura. belakangan diketahui di bawah gundukan tanah itulah jasad Kopda Santoso, anggota Grup 2 Kopassus Kandang Menjangan, dikubur.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Saat itu, Mul yang curiga dengan gundukan tanah itu sempat bertanya kepada suaminya, Yulianto. Namun bukan jawaban yang dia dapat, tapi amarah dari sang suami.

Gurihnya Kare Mbah Setu, Kuliner Legendaris di Timur Taman Pancasila Karanganyar

Kecurigaan Istri

Mul juga curiga karena suaminya memakai sepeda motor milik Kopda Santoso. Mul lantas bercerita mengenai hal itu kepada anggota Kopassus. Hal ini mengawali terbongkarnya kasus pembunuhan oleh si Jagal Kartasura, Sukoharjo, itu.

Dalam persidangan terungkap fakta jika Yulianto si jagal menggunakan ramuan kecubung untuk melumpuhkan korban. Ramuan cairan dari buah kecubung itu diberikan kepada korban untuk membuat mereka lemas sehingga tidak bisa memberi perlawanan saat dihabisi.

Hal ini menjawab tanda tanya adanya seorang anggota Grup 2 Kopassus Kandang Menjangan, Kopda Santoso, yang juga menjadi korban. Informasi itu disampaikan Sutarto, mantan penasihat hukum Yulianto, Senin (24/8/2020).

Karyawan Bank Positif Covid-19, 4 Anggota Keluarganya Di Sukoharjo Ikut Tertular

Pijatan Maut

Menurut dia, berdasarkan fakta persidangan kala itu, Kopda Santoso diberi cairan herbal buah kecubung racikan Yulianto si Jagal Kartasura sebelum dieksekusi. Setelah diminumi cairan itu pun korban tidak langsung dieksekusi Yulianto.

“Korban dipijat Yulianto dalam keadaan telungkup. Dipijat dari pundak ke bawah, lalu naik lagi ke punggung, pundak dan leher. Yulianto memijat sambil ngobrol. Saat di leher itu korban dipiting sampai meninggal,” ujar dia.

Dalam kondisi telungkup dan baru saja minum ramuan kecubung, korban pun tidak bisa melakukan perlawanan. Akhirnya korban meregang nyawa di tangan sang Jagal Kartasura yang beraksi menggunakan tangan kosong.

Jadi Jutawan, Mbah Minto Klaten Hidup Nyaman

Ramuan Herbal

Sutarto mengatakan tidak hanya Kopda Santoso yang dihabisi Yulianto di Jagal Kartasura dengan cara dibuat lemas menggunakan cairan kecubung. “Semua korban diminumi kecubung. Kalau minum itu kan jadi lemas, tidak berdaya,” kata dia.

Kemampuan Yulianto meracik jamu kecubung, menurut Sutarto, diperoleh dari belajar secara autodidak. Sang jagal membeli dan mempelajari buku membuat ramuan herbal, termasuk cara meracik cairan jamu kecubung.

“Zaman dulu itu belum musim Youtube atau Internet. Komunikasi sosial baru ramai Blackberry Messenger [BBM]. Yulianto mengaku belajar meracik cairan kecubung dari buku-buku yang dia beli di toko-toko buku,” imbuh dia.

Sedangkan bahan baku ramuan kecubung didapat dari sekitar rumahnya. Yulianto menanam tanaman kecubung di sekitar rumahnya. “Dia juga belajar memijat secara autodidak dari membaca buku yang dibelinya,” urai dia.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya