SOLOPOS.COM - Suasana di lokasi parkir Jl. D.I. Panjaitan, Banjarsari, Kota Solo, pada Senin (29/5/2023). (Solopos.com/Galih Aprilia Wibowo).

Solopos.com Stories

Solopos.com, SOLO – Sebagai ikon wisata baru di Kota Solo, Masjid Sheikh Zayed sukses menjadi magnet wisatawan. Adanya ikon wisata ini juga berdampak pada geliat ekonomi warga sekitar.

Promosi Telkom dan Scala Jepang Dorong Inovasi Pertanian demi Keberlanjutan Pangan

Berdasarkan penelusuran Solopos.com, pedagang kaki lima (PKL), petugas parkir, dan tukang ojek di sekitar masjid adalah warga setempat. Masjid Sheikh Zayed menjadi berkah bagi mereka karena mampu menambah pundi-pundi rupiah. Aktivitas para pencari rezeki dimulai waktu Subuh hingga malam.

Kendaraan pribadi dan bus silih berganti mencari tempat parkir. Wisatawan berbondong-bondong menuju masjid. Tukang ojek tak segan menawarkan jasa mereka. Juga para pedagang yang menawarkan aneka makanan dan minuman bagi wisatawan seusai menempuh perjalanan.

Lahan parkir menjadi tempat vital ekonomi warga. Pengelola parkir, Ngadiyo, menjelaskan, baru beroperasi selama dua bulan. Baru sebentar, ia menilai lahan parkir ini sukses berdampak positif bagi perekonomian warga. Dalam pengelolaan lokasi parkir, ia melibatkan 90% warga sekitar. Luas lahan tersebut sebesar 2.500 meter persegi dan berjarak 300 hingga 400 meter ke lokasi masjid.

Ia menilai dulu kantong parkir di wilayah Masjid Sheikh Zayed kurang sehingga kendaraan meluap ke bahu jalan. Pihaknya mencoba mengurangi beban parkir tersebut dan membantu pemerintah untuk menyiapkan kantong parkir baru. Saat ini sepuluh pedagang, delapan petugas parkir, dan 35 tukang ojek mengais rezeki di sana. Seluruhnya merupakan warga sekitar Masjid Sheikh Zayed.

Untuk menjaga kenyamanan dan kepercayaan wisatawan. Ngadiyo selalu menjaga tarif sesuai anjuran Pemkot. Selain itu ia juga tidak mengizinkan pedagang asongan dan pengamen masuk ke lokasi parkir. Saat ini pihaknya tengah membangun fasilitas berupa toilet. Rencanaya musala juga bakal dibangun di lokasi tersebut

“Kedua terkait dengan pemberdayaan wilayah, hampir semua 90% karyawan wilayah [warga setempat]. Baik yang ojek maupun petugas parkir, dan pedagang,” ujar Ketua Asosiasi Parkir Solo (Asparta) ini saat ditemui Solopos.com pada Senin (29/5/2023).

Kapasitas lahan parkir untuk 30 bus. Lalu lintas bus setiap hari berkisar 30 hingga 50 bus. Wisatawan mulai ramai sore hingga menjelang petang. Momen keberangkatan haji ini juga menjadikan Masjid Sheikh Zayed makin ramai.

Ia memasang tarif standar sesuai ketentuan dari Dinas Perhubungan (Dishub) Solo. Untuk mobil sebesar Rp5000 dan untuk bus Rp20.000 tarif progesif. Ia juga menerapkan sistem voucher, senilai Rp10.000 bagi kru bus dan bisa ditukarkan di kedai makanan dan minuman di lahan parkir.

Biasanya bus stand by di tempat parkir selama dua jam untuk menunggu rombongan wisatawan kembali. Kebanyakan wisatawan datang dari luar Kota Solo misalnya Pati, Pekalongan, Jepara, Kudus, Kediri, Tulungagung, Surabaya, dan Jombang. Ngadiyo menguraikan banyak biro wisata yang booking tempat parkir dua minggu hingga satu bulan sebelum berangkat.

Sebelum menjadikan lokasi kosong tersebut sebagai lahan parkir. Ngadiyo bekerja sama dengan pemilik lahan. Setelah itu ia meminta izin kepada pemerintah setempat. Setelah itu mengurus perizinan ke Dishub Solo. Ia menilai perizinan tersebut relatif mudah.

Kepala Dishub Solo, Taufiq Muhammad, mengatakan lokasi parkir yang dikelola swasta tersebut cukup membantu. Ia menyebut kantong parkir Masjid Sheikh Zayed belum mencukupi.

“Kalau mencukupi semuanya ya belum. Karena Masjid Sheikh Zayed menjadi tujuan wisata religi. Sebab terminal saja Minggu kemarin full. Di Pedaringan, Jl. Kolonel Sugiyono full semua,” papar Taufiq saat dihubungi Solopos.com, Senin.

Taufiq juga menjelaskan momentum keberangkatan haji juga berpengaruh pada naiknya animo wisatawan untuk berkunjung ke Masjid Sheikh Zayed. Menurutnya, hampir semua pengantar haji, berkunjung ke Masjid Sheikh Zayed seusai dari Donohudan.

Untuk mengantisipasi kendaraan wisatawan yang meningkat, Taufiq ingin memaksimalkan lokasi parkir di Terminal Tirtonadi dan Pedaringan. Wisatawan bisa menggunakan layanan shuttle bus atau ojek dari warga setempat. “Termasuk kami juga mengizinkan dari warga yang mau buka parkir tapi dengan selektif dan catatan disetujui dari semua warga yang ada,” ujar Taufiq.

Camat Banjarsari, Beni Amat, menjelaskan secara keseluruhan keberadaan lahan parkir tersebut menguntungkan perekonomian warga setempat. Namun ia menilai perlu ada koordinasi lebih lanjut antara pihak pemerintah, swasta, dan masyarakat. Hal ini perlu untuk meminimalisir adanya permasalahan yang muncul.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya