SOLOPOS.COM - Ilustrasi aplikasi media sosial (Freepik)

Solopos.com, SOLO -- Di era digital seperti ini diikuti pula semakin banyaknya kepala daerah yang mulai aktif bermain media sosial, baik di Instagram, Facebook, Twitter maupun di Youtube.

Banyak alasan pemimpin daerah harus aktif di media sosial. Salah satunya adalah semakin meningkatnya pengguna internet di Indonesia.

Promosi Mabes Polri Mengusut Mafia Bola, Serius atau Obor Blarak

Baca Juga: Dilirik Tokoh Politik, Sukarelawan Tunggu Perintah Jokowi Soal Dukungan Capres 2024

Berdasarkan data yang dihimpun dari We Are Social pada Januari 2021, ada 202,6 juta penduduk Indonesia yang aktif berselancar di dunia maya, termasuk bermain media sosial.

Ekspedisi Mudik 2024

Bukan hanya sekedar bermain saja, kepala daerah juga dituntut untuk bisa menerima aspirasi, kritik dan saran di media sosial.

Baca Juga: Pengumuman SBMPTN 2021 Hari Ini, Cek Link dan Cara Melihat Kelulusannya di Sini!

Seperti yang diharapkan oleh salah satu mahasiswa asal Madiun, Jawa Timur, Monica Cahyaningrum. Ia mengatakan, dengan pemimpin daerah bermain media sosial, mereka bisa mengerti karakteristik masyarakat.

Selain itu, ia berharap kepala daerah juga bisa memposisikan dirinya sebagai masyarakat. "Kalau saya sih yang pertama berharap mengerti masyarakat. Dalam artian, masyarakat juga bisa memahami pemimpinnya dan sebaliknya, kepala daerah juga bisa memahami rakyatnya," ucap dia kepada Solopos.com, Rabu (9/3/2021).

Baca Juga: Warga Kudus Dilarang Keluar Rumah Sepekan, Ketahuan Melanggar Ini Hukumannya

Lain halnya dengan Trisna Susilowati, warga Karanganyar, Jawa Tengah ini berharap kepala daerah tidak hanya eksis di media sosial saja, tetapi juga bisa kerja nyata turun ke lapangan.

Sehingga diharapkan kepala daerah bisa memahami kebijakan yang ia putuskan tepat atau tidakdi masyarakat.

Baca Juga: Begini Reaksi Gubernur Jateng atas Rencana PPN Sembako

"Kepala daerah yang aktif di media sosial sih jangan pencitraan saja ya, kalau bisa turun ke lapangan, melihat kondisi di bawah. Banyak kok menurutku yang saat ini hanya pencitraan saja di media sosial," ucap perempuan 29 tahun ini.

Akan tetapi, menurut Monica, seorang kepala daerah mempunyai caranya tersendiri untuk dekat dengan masyarakat. Bisa dengan terjun ke lapangan maupun berinteraksi di media sosial. Kedua hal tersebut sama-sama pentingnya bagi Monica.

Baca Juga: Inggris Tundukkan Kroasia, Southgate Puas Penampilan Gemilang Sterling

"Kepala daerah itu punya caranya sendiri. Contohnya Bu Tri Rismaharini yang dulu sebagai Wali Kota Surabaya, cara dia mengayomi masyarakat dengan terjun ke lapangan. Setiap pemimpin daerah punya karakteristik dan ciri yang berbeda," ujar mahasiswa berusia 22 tahun tersebut.

Solopos Digital Award Hadir Menilai Kepala Daerah di Media Sosial

Banyaknya harapan masyarakat kepada pemimpinnya itu, Solopos.com menghadirkan riset berbasis digital, yakni Solopos Digital Award (SDA) untuk menilai track record para kepala daerah se-Jawa Tengah dan Madiun Raya melalu media sosialnya masing-masing.

Ketua Tim Digital Solopos Digital Award 2021, Danang Nur Ihsan mengatakan, SDA ini bisa sebagai sarana evaluasi bagi kepala daerah maupun instansi pemerintah saat bermain media sosial.

Baca Juga: 34% Warga Jakarta Ragukan Vaksin Covid-19

"SDA sebagai sarana evaluasi bagi mereka untuk mereview ulang, mungkin ada yang kurang tepat perlu dioptimalkan lagi media sosial maupun websitenya. Misalnya, ada pertumbuhan follower di media sosial tapi interaksinya kurang. Kemudian, ada yang mengunjungi website-nya atau enggak," ungkap Danang.

Selain itu, SDA juga bertujuan agar pemerintah semakin peduli dengan penggunaan media sosial dan tidak asal bermain saja.

Baca Juga: Polisi Janji Beberkan Barang Bukti Penangkapan Anji

Menurut Danang, di media sosial, kepala daerah atau pun instansi pemerintah bisa mensosialisasikan kebijakan dan program yang sedang berjalan. Bahkan, di media sosial, mereka juga bisa meningkatkan pelayanan kepada publik secara daring.

"Setidaknya pemerintah semakin peduli dengan penggunaan media sosial, termasuk mensosialisasikan program dan kebijakan mereka. Setidaknya juga bisa meningkatkan pelayanan publik. Dengan adanya riset SDA ini, pemerintah daerah bisa lebih memaksimalakan penggunaan berbagai platform di internet, baik itu media sosial dan website mereka," tambah Danang.



Baa Juga: Bukan Persis Solo, Ini Klub Tujuan Pemain Naturalisasi Diego Michiels

Kemudian, Danang juga berharap kepala daerah dan instansi pemerintah untuk memperhatikan konten yang akan dipublish di media sosial maupun website mereka.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya