SOLOPOS.COM - Seorang warga sedang membayar tagihan listrik di Koperasi Unit Desa (KUD) Bhumikarta, Kecamatan Wonosari, Rabu (11/10/2017). (Harian Jogja/Irwan A. Syambudi)

Solopos.com, SLEMAN -- Media sosial belakangan dibanjiri keluhan netizen soal tagihan listrik pada April 2020 yang naik tajam.

Di Twitter sejumlah netizen mengabarkan kenaikan tagihan listrik mulai dari kurang dari 50% sampai dua kali lipat lebih.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Pemilik akun @helmiiazis pada Rabu (6/5/2020) mengunggah tagihan listriknya pada April 2020 yang mencapai Rp710.420. Padahal, pada Maret 2020 tagihan listrik berkisar Rp500.000.

Solopos Hari Ini: Beban Berat Tanggung SPP

Ekspedisi Mudik 2024

Kenaikan tagihan itu dinilai netizen tidak masuk akal. Bahkan, merugikan di tengah kenaikan beban hidup karena pandemi corona.

Ternyata kenaikan tagihan listrik disebabkan petugas PLN tidak bisa terjun ke lapangan pada Maret 2020 untuk mencegah persebaran Covid-19.

Lalu bagaimana menghitung tagihan listrik? PLN menghitung tagihan listrik dengan pada Maret dengan rerata tagihan listrik selama tiga bulan sebelumnya, yakni Desember 2019, Januari 2020, dan Februari 2020.

Perhitungan Tagihan Listrik

Sementara untuk April 2020, petugas PLN mulai terjun ke lapangan. Karena penerapan #dirumahaja tagihan riil April 2020 ternyata pemakaian lebih tinggi dan itu berdampak pada tagihan listrik bulan tersebut.

Akhirnya! Ferdian Paleka Ditangkap dengan Tangan Diborgol

Petugas Humas PLN Unit Pelaksana Pelayanan Pelanggan (UP3) Yogyakarta, Rina Wijayanti, memberikan penjelasan mengapa tagihan listrik pada April bertambah atau naik.

Dia mengatakan pemakaian bulan Maret dihitung rata-rata tiga bulan sebelumnya karena petugas tidak turun ke lapangan mencatat Kwh meter di pelanggan karena pandemi Covid-19.

Belajar dari Rumah, Sekolah Swasta di Solo Ini Refund Uang SPP Siswa

Kemudian, diambil rata-rata pemakaian selama tiga bulan. Ia mencontohkan perhitungan untuk Desember 256 Kwh (stand meter 17544), Januari 263 Kwh (stand meter 17807), dan Februari 247 Kwh (18054).

Untuk Maret, maka besarannya dari rata-rata Desember-Februari sebesar 255 Kwh (stand meter 18309). Ini penyebab tagihan listrik terkesan lebih murah, bahkan ada yang menyebut PLN memberi diskon listrik.

"Tagihan Maret itu belum tentu sesuai dengan pemakaian riil pelanggan. Bisa jadi lebih, bisa jadi kurang dan akan terakumulasi di penagihan selanjutnya [pemakaian riil berdasarkan pencatatan meter di lapangan]," ungkap dia, Kamis (7/5/2020)

Kepada Ganjar Pranowo, Dory Harsa Ungkap Awal Mula Bergabung dengan Didi Kempot

Ia melanjutkan berdasarkan data pencatatan meter pada 26 April 2020, stand meter pelanggan di angka 18614. Ini berakibat tagihan listrik naik dibandingkan bulan sebelumnya.

"Sehingga pemakaian Kwh sampai dengan tanggal tersebut sebesar 305 Kwh. Akibatnya, tagihan listrik lebih besar dari bulan sebelumnya yang dihitung secara rata-rata," ujar dia. Inilah yang membuat masyarakat merasa tagihan April 2020 naik dibandingkan Maret 2020.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya