SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solopos.com, SOLO – Netizen Indonesia menggaungkan #EdyOut di media sosial. Hal itu setelah kekalahan Timnas Indonesia dari Thailand pada matchday ketiga fase penyisihan grup Piala AFF 2018. Kekalahan itu membuat Indonesia terancam gagal lolos ke babak semifinal.

Indonesia kalah 2-4 dalam pertandingan yang dilangsungkan di Stadion Rajamangala, Sabtu (17/11/2018) malam WIB. Di laga itu, Indonesia sempat unggul lebih dulu melalui gol cantik Zulfiandi. Namun, Thailand mampu membalikkan kedudukan dan memenangkan pertandingan.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Usai laga, banyak netizen kecewa dengan performa Timnas Indonesia. Mereka pun mengkritik PSSI sebagai federasi sepak bola Indonesia. Bahkan, Ketum PSSI, Edy Rahmayadi, diminta untuk mundur. Fox Sport Asia lantas mengulas alasan yang membuat Edy harus mundur.

1. Performa tim buruk

Edy diangkat sebagai Ketum PSSI pada 2016. Sejak saat itu, Timnas Indonesia belum berprestasi. Pencapaian terbaik mereka adalah menjadi runner up Piala AFF 2016.

Pada Piala AFF 2018 kali ini, Indonesia bahkan terancam tak lolos ke semifinal. Pasalnya, mereka sudah dua kali kalah dari tiga laga yang sudah dijalani. Indonesia kalah bersaing dengan Thailand, Filipinda, dan Singapura yang berada di atasnya.

2. Kompetisi Liga 1 Indonesia tetap berjalan selama Piala AFF

Di saat kompetisi domestik negara-negara lain sudah selesai, Liga 1 Indonesia justru masih bergulir saat Piala AFF 2018 berlangsung. Bahkan, Liga 1 tetap bergulir saat Indonesia kalah dari Singapura dan beberapa jam sebelum kick-off elawan Thailand. 

3. Tak ada logo turnamen di jersey

PSSI mendapat sorotan setelah jersey Timnas Indonesia tak memasang logo Piala AFF 2018 saat melawan Timor Leste. Akibatnya, Indonesia pun didenda Rp73 juta akibat kesalahan tersebut.

4.  Perlakuan buruk terhadap suporter?

Awal tahun ini, Edy diketahui menampar seorang suporter saat pertandingan PSMS vs Persela Lamongan. Edy mengklaim perlakuannya itu untuk memperingatkan suporter PSMS untuk tidak menggunakan flare.

Video Edy itu pun menyebar luas di sosial media. “Saya ingin mencegah [denda lain] dan itu sebabnya saya mendekati suporter, saya tidak menampar siapa pun,” tegas Edy kala itu.

5. Double tugas

Edy diketahui saat ini menjabat sebagai Gubernur Sumatera Utara. Meski menjadi gubernur, Edy tetap tak mau meletakkan jabatannya sebagai Ketum PSSI. Situasi ini dianggap bisa menghambat prestasi PSSI.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya