SOLOPOS.COM - Ilustrasi spanduk warung olahan anjing di Kota Solo. (Youtube)

Solopos.com, SOLO — Seorang pelaku usaha warung sate gukguk atau olahan daging anjing di Kota Solo mengaku omzet usahanya turun dalam dua hari terakhir menyusul adanya desakan larangan perdagangan daging anjing di Solo.

Apalagi setelah adanya temuan kegiatan jagal anjing di Kelurahan Gilingan, Kecamatan Banjarsari, Solo. Salah satu pedagang olahan daging anjing di Solo, YDS, 55, menjelaskan usahanya terdampak sejak ramainya pemberitaan yang mendesak pelarangan penjualan daging anjing, beberapa hari ini.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Omzetnya turun sekitar 25 persen sejak ramai-ramai desakan larangan daging anjing di Solo. “Muncul dua hari di koran mati no. Padahal saya masih punya anak SMA [tanggungan membiayai anak sekolah],” katanya saat berbincang dengan Solopos.com di warungnya, Jumat (2/6/2022).

Dia mengaku mengolah satu ekor daging anjing menjadi empat jenis hidangan saban hari, yakni  goreng, tongseng, rica-rica basah, dan rica-rica kering. Satu porsi lengkap dijual Rp25.000 terdiri dari menu olahan daging anjing, nasi putih, dan minum.

YDS telah merintis usaha olahan daging anjing empat tahun terakhir. Konsumennya beragam dari berbagai kalangan maupun kepercayaan yang dianut. Sementara itu, salah satu pemilik rumah jagal di wilayah Banjarsari yang ditemui tim Solopos pada Rabu (31/8/2022) juga mengakui sekarang agak susah berjualan daging anjing di Solo.

Baca Juga: Solo Siap Larang Perdagangan Daging Anjing, Perda Segera Dibahas dengan DPRD

“Hari ini 10 anjing tak kirim, biasanya bisa lebih tapi karena situasinya lagi tidak enak karena Pemkot Solo mulai tegas, jadi susah buat jualan sekarang,” terang pemilik rumah jagal berinisial J itu.

Turun Drastis sejak Pandemi

J mengaku sejak pandemi pendapatannya sudah menurun drastis. “Sekarang memang sedang sepi apalagi setelah pandemi, dulu bisa ratusan kilogram sehari atau puluhan anjing [dijagal]. Sekarang paling dua puluhan,” ulasnya.

Seperti diketahui, desakan agar Pemkot Solo mengeluarkan larangan perdagangan daging anjing kembali disuarakan Koalisi Dog Meat Free Indonesia (DMFI). Hal itu didasarkan pada temuan investigasi tim penyidik DMFI mengenai praktik jagal anjing di beberapa tempat di Solo yang limbahnya dibuang ke sungai.

Baca Juga: Jagal Anjing di Gilingan Solo Ngaku Sudah Jarang Menjagal, DMFI: Tidak Benar!

Temuan itu pun ditindaklanjuti Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Jateng dan DLH Solo dengan sidak ke salah satu rumah jagal yang disebut DMFI di wilayah Gilingan, Banjarsari, Rabu (31/8/2022). Namun, saat tim sidak sampai di lokasi tidak ada aktivitas penjagalan.

Pemilik rumah jagal mengaku sudah empat tahun jarang menjagal. Terakhir pemilik rumah jagal bernama Daryanto itu mengaku menjagal anjing dua pekan sebelumnya atas permintaan warga Karanganyar.

Hal ini bertentangan dengan hasil investigasi DMFI selama berpekan-pekan mengawasi rumah jagal itu dan mendapati setiap hari memotong anjing. Di sisi lain, temuan adanya praktik jagal anjing di Gilingan menarik perhatian Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka yang menyayangkan adanya praktik itu.

Baca Juga: Praktik Perdagangan Daging Anjing di Solo: Dipukul Dulu Baru Disembelih

Perda Larangan

“Saya sangat menyayangkan sekali. Jangan sampai terulang lagi apalagi itu dilakukan oleh orang yang ditokohkan di situ. Yang jelas tidak boleh lagi terjadi dan karena kemarin sudah ada instruksi Pak Gubernur untuk masalah konsumsi daging anjing, tinggal dijalankan saja,” kata Gibran kepada wartawan, Kamis (1/9/2022).

Dia menjelaskan akan berkoordinasi dengan DPRD untuk membahas peraturan daerah mengenai peredaran dan konsumsi daging anjing. Perda bakal menjadi payung hukum untuk larangan peredaran dan konsumsi daging anjing di Solo. “Yang jelas ke depan ada pembinaan mungkin dialihkan ke daging yang layak konsumsi,” jelasnya.

Dia menjelaskan Pemkot Solo bakal mencontoh daerah-daerah lain yang sudah menerapkan aturan larangan peredaran dan konsumsi daging anjing. “Dari pemerintah melakukan pendampingan, ini kan enggak mudah, sama saja babat alas. Mencari pasar baru, mencari customer baru, memang enggak mudah namun kami dampingi,” ungkapnya.

Baca Juga: Sidak, Tim Gabungan Temukan Kandang Anjing Bawah Tanah di Gilingan Solo

Gibran menambahkan tidak ingin kejadian di Gilingan terulang kembali apalagi membuang limbah ke sungai. Apabila warga mendapati praktik serupa ia minta segera melaporkan dengan bukti foto atau video.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya