SOLOPOS.COM - Sukimin, petani asal Desa Singodutan, Kecamatan Selogiri, Wonogiri tengah membersihkan rumput di sekitar tanaman padi miliknya. Tiga hari kedepan padi tersebut bakal ia panen. Hal itu ia lakukan di area persawahan di Dusun Krisak Kulon, Desa Singodutan, Wonogiri, Selasa (28/4/2020). (Solopos/M. Aris Munandar)

Solopos.com, WONOGIRI — Ketersediaan dan produktivitas bahan pangan di Wonogiri pada Ramadan 1441 H dipastikan cukup meski saat ini diterpa pandemi virus corona.

Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Wonogiri, Safuan, mengatakan ketersedian bahan pangan di Wonogiri ada yang surplus dan defisit. Ketersedian yang surplus yakni padi, jagung dan ubi kayu. Sementara itu ketersedian bahan yang defisit yaitu bawang merah, bawang putih, cabai dan sayuran lainnya.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Adanya bahan pangan yang defisit disebabkan karena Wonogiri bukan sentra penghasil sayuran. Pada dasarnya sebagian petani ada yang menanam cabai dan sayuran, tetapi karena luas lahan terbatas, maka tidak bisa mencukupi kebutuhan wilayah Wonogiri.

Selama Ramadan, Siswa Sukoharjo Belajar di Rumah Tentang Keimanan

“Kebutuhan masyarakat tidak diimbangi dengan hasil produksi, sehingga terjadi defisit. Karena lahan untuk menanam sayur di wilayah Wonogiri terbatas,” kata dia saat ditemui Solopos.com, di ruang kerjanya Selasa (28/4/2020).

Untuk mengatasi kekurangan bahan pokok tersebut, Pemkab Wonogiri telah melakukan koordinasi dengan beberapa pihak yang selama ini menjadi mitra. Hal itu dilakukan dengan memanfaatkan pasokan kebutuhan pokok dari berbagai daerah, seperti Kabupaten Karangnayar dan Provinsi Jawa Timur.

Produktivitas

Selain itu, dalam skala regional Provinsi Jawa Tengah ada rekap akumulasi terkait produktivitas dan ketersedian pangan. Jika di Jateng terdapat sentra produksi sayur, maka antar daerah bisa saling mengirim barang. Misalnya, Brebes merupakan sentra bawang merah, sehingga produksinya melimpah. Maka Wonogiri bisa meminta stok bawang merah ke daerah tersebut. Dalam proses penyaluran difasilitasi oleh Pemprov Jateng.

Tambah Kapasitas, RSUD Moewardi Solo Bisa Tampung 108 Pasien Covid-19

“Menjelang Ramadan, hargai cabai di Kabupaten Blora menurun, hanya Rp10.000 per-kilogram. Jika terdapat produksi dan harganya menurun, maka barang tersebut bisa dialihkan ke daerah lain. Tetapi dalam proses pembelian, harga disesuaikan dengan harga wajar, agar petani bisa terbantu dari segi ekonomi,” ujar dia.

Dalam suasana Ramadhan di tengah pandemi Covid-19, menurut dia, aktivitas pertanian tetap berjalan. Sehingga ketersediaan bahan pangan masih bisa mencukupi. Tetapi dalam menjalankan aktivitas tersebut, petani diharapkan untuk selalu mentaati dan menerapkan protokol kesehatan untuk mencegah persebaran Covid-19.

Beredar Info Begal Beraksi saat Sahur di Manahan Solo, Polisi Pastikan Hoaks

Ketersedian bahan pangan ditandai dengan hasil panen padi di Wonogiri. Pada April 2020, lahan yang berhasil memproduksi pada seluas 16.370 hektare. Pada Mei, seluas 10.050 hektare. Sementara itu pada Juni, seluas 14.110 hektare.

“Dari hasil panen pada Januari-Juni, kami memprediksi terjadi surplus beras sebanyak 120.00 ton. Sehingga cukup untuk 10 bulan ke dapan,” kata Safuan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya