SOLOPOS.COM - Ilustrasi uang rupiah. (Freepik.com).

Solopos.com, SOLO – Aktivitas dan pergerakan ekonomi saat periode Ramadan dan Lebaran diperkirakan mendorong pertumbuhan ekonomi di kuartal I/2023.

Pergerakan ekonomi selama periode Ramadan memberikan efek ekonomi bergulir mulai dari makanan dan minuman, transportasi hingga kebutuhan pokok.

Promosi Sistem E-Katalog Terbaru LKPP Meluncur, Bisa Lacak Pengiriman dan Pembayaran

Aktivitas ekonomi pada periode Ramadan pada tahun ini bakal lebih besar dibanding pada periode yang sama pada tahun-tahun sebelumnya.

Selain pembatasan sosial yang dicabut pemerintah, kondisi ekonomi di masing-masing daerah berangsur pulih setelah digerus badai pandemi Covid-19 selama lebih dari dua tahun.

Gelombang arus mudik bakal mendominasi roda ekonomi selama periode Ramadan dan Lebaran.

Kementerian Perhubungan (Kemenhub) memperkiraan pergerakan masyarakat yang melakukan perjalanan ke kampung halaman mencapai 123,8 juta orang.

Perputaran uang dari para pemudik yang datang dari kota ke desa bakal jauh lebih besar.

“Perputaran uang yang lebih cepat menunjukkan aktivitas ekonomi yang meningkat. Sehingga berdampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi baik pusat maupun daerah,” kata Direktur Center of Economics and Laws Studies (CELIOS), Bhima Yudistira, kepada Solopos.com, Senin (27/3/2023).

Sehingga, pertumbuhan ekonomi saat periode Ramadan dan Lebaran jauh lebih tinggi dibanding periode lain selama setahun.

Banyak pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) yang bermunculan menjajakan dagangan berupa makanan dan minuman menjelang buka puasa. Hal ini bagian dari aktivitas ekonomi yang terus bergeliat saat periode Ramadan.

Kondisi ini juga berpengaruh terhadap kenaikan tingkat konsumsi rumah tangga selama setahun.

“Lebaran menjadi momentum mendongkrak pertumbuhan ekonomi daerah dengan masifnya pergerakan dan aktivitas ekonomi. Jadi daya beli masyarakat harus dijaga agar bisa memberikan dampak ekonomi selama periode Ramadan dan Lebaran,” ujar dia.

Ketersediaan komoditas pangan selama periode Ramadan menjadi bagian dari upaya menjaga daya beli masyarakat.

Ketika permintaan kebutuhan pokok tinggi yang diimbangi ketersediaan dan suplai komoditas pangan yang terjaga diharapkan laju inflasi tidak naik secara signifikan menjelang Lebaran.

Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Solo bersama Bank Indonesia segera meluncurkan Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) pada awal April mendatang.

“Yang jelas, jalur distribusi pasokan komoditas pangan harus dipantau secara ketat. Stok bahan pangan harus memadai, terutama menjelang Lebaran,” papar Kepala Bagian (Kabag) Perekonomian dan Sumber Daya Alam (SDA) Setda Solo, Arif Handoko.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya