SOLOPOS.COM - Marwanto, Dosen Bahasa Indonesia, Kepala Pusat Pengabdian Masyarakat UIN Salatiga. (Istimewa)

Solopos.com, SOLO — Ramadan merupakan bulan kesembilan pada kalender Hijriyah. Pada bulan ini muslim seluruh dunia diwajibkan melaksanakan ibadah puasa. Allah menciptakan Ramadan ini sebagai bukti cintanya kepada manusia di dunia.

Dalam Ramadan, manusia bisa sepuas-puasnya beribadah dan mendapatkan pahala yang berlipat ganda. Sebagaimana bukti cinta itu, Allah SWT mengajak dan menyeru kepada manusia “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.” (QS Al Baqarah: 183)

Promosi Jaga Jaringan, Telkom Punya Squad Khusus dan Tools Jenius

Sebuah ajakan sang Khalik kepada umatnya. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia mengajak mempunyai arti meminta (menyilakan, menyuruh, dan sebagainya) supaya turut (datang dan sebagainya) atau membangkitkan hati supaya melakukan sesuatu. Allah mengajak, meminta dan mengundang umat muslim untuk turut merasakan kenikmatan Ramadan. Ajakan ini bukan hanya kosongan semata “kata orang jawa, tidak ada imbalannya”, namun sebaliknya imbahan pahala yang berlipat-ganda dijanjikan Allah kepada umatnya. Maka, Ramadan merupakan bulan istimewa dan penuh keutamaan sehingga datangnya selalu dinanti-nantikan.

Bagi sebuah pertemanan di dunia, mengajak dan meminta merupakan bukti keakraban dan sudah tentu mempunyai kedekatan. Lantas, bagaimana jika yang meminta dan mengajak adalah sang Pencipta, Allah SWT.

Sebagai bukti cinta, pada bulan Ramadan Allah Swt berkenan menurunkan berbagai nikmat dan anugerah, membuka selebar-lebarnya pintu surga, menutup neraka, memberikan pahala kebaikan yang berlipat ganda dan limpahan ampunan, menurunkan Al-‘Quran dan malam kemuliaan (Lailatul Qadr). Semua itu sebagai aktualisasi dari cinta dan sayang Allah kepada manusia.

Panggilan Allah melalui bulan Ramadan benar-benar menyentuh hati manusia, terutama umat muslim. Dengan bangga umat muslim di seluruh dunia, khususnya di Indonesia melaksanakan ibadah puasa dan menggunakan masjid sebagai pusat ibadah. Mereka melaksanakan salah satu rukun Islam itu dengan bergembira dan bahagia, bahkan beberapa orang terharu karena dapat bertemu kembali dengan suasana Ramadan.

Tradisi pergi ke masjid bukan lagi sebagai rutinitas individu atau perorangan. Muslim menjadikan sebagai kegiatan ibadah keluarga. Banyak orang sengaja memperpendek jam kerjanya agar dapat meluangkan waktu dan berlama-lama di masjid. Perubahan itu semakin terlihat dengan jumlah orang yang memenuhi masjid.

Bahkan beberapa orang yang merupakan pendatang baru masjid, artinya panggilan puasa dan azan pada bulan Ramadan mampu membangunkan hati seseorang yang selama ini tertidur dan enggan untuk melangkahkan kakinya ke masjid maupun musala. Sungguh luar biasa panggilan Allah SWT melalui Surat Al Baqarah 183 itu.

Panggilan cinta dan sayang kepada hamba-hambanya, mengajak dan mengundang untuk memenuhi perhelatan akbar yang adanya hanya satu tahun sekali yakni di bulan Ramadan. Mereka diseru untuk meramaikan bulan suci Ramadan.

Pada Ramadan ini umat muslim ingin selalu dapat berlama-lama di masjid. Mereka seakan tidak ingin pulang agar tidak ketinggalan salat wajib, sunnah, tadarus, iktikaf dan salat lail. Sebagai bukti cinta akan datangnya Ramadan. Ada beberapa keuntungan yang tampak pada Ramadan yakni, 1) Manusia lebih religius, 2) Ramadan menggugah kesadaran beramal, 3) Ramadan menghidupkan ibadah secara berjamaah, 4) Masjid dan Musola ramai, dan 5) Masyarakat makmur karena bisnis dan perekonomian intensif.

Ramadan benar-benar menjadi pembuktian cinta Allah kepada makhluk manusia yakni dengan cara memberikan satu bulan Ramadan sebagai penghapusan dosa. Melalui puasa dan amalan bulan Ramadan, manusia dapat mengumpulkan dan menumpuk amal kebaikan sebagai bekal di akhirat kelak.

Banyaknya limpahan pahala tersebut, seharusnya menjadi kesempatan bagi muslim untuk senantiasa berlomba-lomba beribadah dan berbuat baik. Sebuah kesempatan yang datangnya tidak setiap hari, namun satu tahun umat muslim mengalami penantian. Maka, datangnya pun disambut gembira, bahagia, dan terharu.

“Barangsiapa yang berpuasa Ramadan karena penuh keimanan dan mengharap pahala dari Allah SWT, maka diampuni dosa-dosanya yang telah lalu” (HR.Bukhari dan Muslim). Oleh karena itu, kaum muslimin wajib mengencangkan ikat pinggang untuk meningkatkan amalan ibadah dan senantiasa mendekatkan diri kepada Allah. Menjalin komunikasi yang baik dan intensif selama bulan Ramadan. Allah memberikan cintanya dan manusia wajib menyambut cinta itu dengan penuh kesyukuran, Insya Allah.

Artikel ini ditulis oleh Marwanto, Dosen Bahasa lndonesia dan Kepala Pusat Pengabdian Masyarakat UIN Salatiga

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya