SOLOPOS.COM - Petugas menggunakan pH meter untuk mengukur tingkat keasaman daging ayam yang dijual salah satu pedagang di Pasar Srago, Klaten, Jumat (9/6/2017). (Taufiq Sidik Prakoso/JIBI/Solopos)

Ramadan 2017, masyarakat diminta mewaspadai peredaran daging rendaman dan semi glonggongan.

Solopos.com, KLATEN — Petugas Dinas Pertanian Ketahanan Pangan dan Perikanan (DPKPP) Klaten mewanti-wanti warga agar lebih teliti saat membeli daging.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Hal itu menyusul temuan tim DPKPP bersama Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP), Bagian Perekonomian, serta Dinas Perdagangan Koperasi (Disdagkop) dan UMKM saat menggelar operasi di pasar tradisional, Jumat (9/6/2017) pagi.

Pengecekan kali pertama dilakukan ke Pasar Induk Klaten dilanjutkan ke Pasar Srago. Dalam pengecekan itu, petugas membawa pH meter atau alat pengukur derajat keasaman dan kebasaan. Dari hasil operasi ke Pasar Induk Klaten, petugas mendapati pedagang yang menjual daging ayam rendaman dan daging sapi semi glonggongan.

Hal itu bisa dilihat dari tingginya kandungan air dari daging yang dijual. Selain itu, dari hasil pengecekan daging sapi semi glonggongan diketahui memiliki pH lebih tinggi yakni 6,6 dibanding pH daging normal sekitar 5,6. Dengan kadar keasamaan tinggi, daging mudah membusuk.

Kepala Unit Rumah Pemotongan Hewan (DPKPP) Klaten, Agus Wahyudiasto, mengatakan daging ayam rendaman dan daging sapi semi glonggongan dijual dengan harga lebih murah. Harga daging sapi kualitas bagus dijual Rp120.000/kg. Sementara daging sapi semi glonggongan dijual Rp90.000/kg.

Harga daging ayam potong kualitas bagus saat ini sekitar Rp32.000/kg. Sementara daging ayam potong rendaman dijual Rp28.000/kg.

Terkait temuan itu, Agus mengatakan para pedagang telah ditegur dan diminta menandatangani surat pernyataan. Ia mewanti-wanti warga berhati-hati saat membeli daging.

“Imbauannya harus hati-hati. Mulai dari peralatan dicek dulu, higienis atau tidak. Saat membeli, dilihat kondisi warna daging. Kualitas daging bagus itu warnanya merah segar dan kalau dipegang kenyal. Sementara daging tiren itu warnanya cenderung kuning,” urai dia.

Salah satu pedagang daging sapi, Hesti, mengaku daging yang ia jual berasal dari Boyolali. Ia mengaku meminta ke pemasok agar bisa diberi daging kering atau berkualitas bagus. Namun, ia hanya mendapatkan campuran tulang serta daging semi gelonggongan.

“Saya meminta daging yang baik dikasihnya tulang campur daging basah. Ini saya jual Rp70.000/kg,” kata dia.

Ciri-Ciri Daging Glonggongan:
· Warna merah dan kusam
· Bila dipegang terasa basah atau cenderung berair
· Terlihat mengilat
· Jika dimasak mengalami penyusutan lebih besar, dibandingnkan dengan daging sehat
· Harga lebih murah

Ciri-ciri daging ayam bangkai :
· Kulit bercak merah, berdarah pada bagian kepala leher
· Bagian dalam karkas berwarna kemerahan
· Berbau anyir
· Otot paha dan dada agak lembek
· Serabut otot berwarna agak kemerah-merahan
· Pembuluh darah di leher penuh dengan darah
· Berkas tempat pemotongan di leher regangnya kecil dan rata
· Semakin lama bercak merah berubah menjadi kebiruan

Ciri-ciri daging ayam disuntik:
· Postur kekar dan tegang
· Jika dipotong keluar air, jika ditaruh di meja keluar air
· Jika direbus susutnya banyak sekali

Ciri-ciri daging ayam diberi formalin:
· Kulit agak kesat
· Bau formalin kadang dapat tercium, kadang-kadang juga tidak tercium
· Lalat tidak suka hinggap pada karkas
· Penjual biasanya dijajakan tanpa menggunakan pendingin es
Sumber : DPKPP Klaten.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya