SOLOPOS.COM - Warga memadati Kampung Ramadan Masjid Mlinjon di sepanjang jalan Kelurahan Tonggalan, Kecamatan Klaten Tengah, Rabu (14/6/2017). (Taufiq Sidik Prakoso/JIBI/Solopos)

Perputaran uang di Kampung Ramadan Kelurahan Tonggalan, Klaten, diprediksi capai Rp1 miliar.

Solopos.com, KLATEN – Puluhan pedagang meramaikan Kampung Ramadan yang digelar di sepanjang Jl. Bhayangkari dan Jl. Melati, Kelurahan Tonggalan, Kecamatan Klaten Tengah. Perputaran uang puluhan pedagang yang menjajankan menu menjelang berbuka puasa di kawasan kuliner itu selama Ramadan diperkirakan mencapai Rp1 miliar.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Kampung Ramadan digelar takmir Masjid Mlinjon. Kampung Ramadan yang bergulir hanya saat Ramadan di kawasan itu sudah memasuki tahun kesembilan.

Ketua Takmir Masjid Mlinjon, Isnan, mengatakan Kampung Ramadan digelar sejak hari pertama Ramadan hingga H-1 Lebaran. Diperkirakan ada 90 pedagang yang berjualan di tempat tersebut.

“Tahun sebelumnya ada 70 pedagang. Untuk tahun ini lebih dari 70 pedagang,” kata Isnan saat ditemui wartawan di Masjid Mlinjon, Rabu (14/6/2017) sore.

Warga yang membuka stan di tempat tersebut diprioritaskan warga di sekitar masjid. “Jika sudah penuh, warga luar daerah bisa bergabung. Tujuannya pemberdayaan ekonomi umat sekitar masjid,” ungkapnya.

Soal retribusi bagi para pedagang, Isnan menjelaskan untuk sewa tenda masing-masing pedagang membayar retribusi Rp350.000 untuk selama Kampung Ramadan digelar. “Jadi, membayarnya hanya satu kali. Untuk yang tidak menggunakan tenda, bisa memberikan infak Rp90.000 dan itu untuk selama sebulan,” ungkapnya.

Para pedagang mulai persiapan sejak pukul 14.00 WIB setiap harinya. Sementara aktivitas berjualan berhenti saat memasuki waktu berbuka.

Disinggung perputaran uang di Kampung Ramadan, Isnan memperkirakan bisa mencapai hampir Rp1 miliar. Hal itu berdasarkan pengalaman aktivitas berjualan yang digelar saban tahunnya.

“Tahun lalu itu perputaran uang sampai Rp700 juta selama sebulan. Tahun ini diperkirakan bisa mencapai hampir Rp1 miliar,” katanya.

Salah satu pedagang, Slamet, mengatakan selama Ramadan ia berjualan di Kampung Ramadan dari biasanya berjualan di wilayah Tegalyoso, Klaten Selatan. Bersama istrinya, ia berjualan plencing dan satai kere. Satai tersebut menggunakan berbagai jerohan sapi.

Ia tak menampik ada peningkatan permintaan selama ia berjualan di Kampung Ramadan. “Kalau di luar Ramadan sehari itu habis 5 kg beragam jerohan. Namun, saat Ramadan ini sehari bisa habis 10 kg-15 kg,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya