SOLOPOS.COM - Petugas BBPOM Semarang tengah memeriksa jajanan takjil yang dijual di pinggir jalan, beberapa waktu lalu. (BBPOM Semarang)

Ramadan 2017 diwarnai inspeksi dari BBPOM Semarang terhadap jajanan takjil yang dijajakan di 26 kabupaten/kota di Jateng.

Semarangpos.com, SEMARANG – Selama Ramadan 2017 ini, Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan (BBPOM) Kota Semarang mengelar inspeksi di sejumlah daerah di Jawa Tengah (Jateng). Dalam operasi itu, BBPOM Semarang menemukan jajanan takjil yang dijual ke masyarakat banyak mengandung formalin, burak, dan zat pewarna kimia Rhodamine B.

Promosi Tenang, Asisten Virtual BRI Sabrina Siap Temani Kamu Penuhi Kebutuhan Lebaran

Hal itu diungkapkan Pelaksana harian (Plh) BBPOM Kota Semarang, Agus Subagiyo, saat dijumpai Semarangpos.com di Kantor BBPOM Kota Semarang, Jl. Madukoro, Semarang, Jateng, Jumat (16/6/2017) siang.

“Total ada 126 sarana distribusi, seperti pasar maupun warung, yang kami datangi. Mereka tak hanya menjual makanan takjil, tapi juga bahan kebutuhan pokok lainnya. Dari 126 sarana distribusi itu hampir 34% menjual makanan yang mengandung formalin, burak, dan zat pewarna terlarang Rhodamine B,” ujar Agus.

Agus menyebutkan kandungan formalin dan burak banyak ditemukan di makanan berupa mi basah dan bakso. Sementara, zat pewarna Rhodamine B ditemukan makanan jenis kolang-kaling dan cendol.

“Operasi itu kami gelar di 26 kabupaten/kota di Jawa Tengah. Rencana, operasi ini akan kami lanjutkan hingga H-Lebaran nanti di sembilan kabupaten/kota yang belum kami datangi,” beber Agus.

Kesembilan kabupaten/kota di Jateng yang belum dijamah BBPOM Kota Semarang itu, yakni Wonogiri, Srgaen, Klaten, Grobogan, Blora, Kabupaten Tegal, Brebes, Kabupaten Semarang, dan Sukoharjo.

Agus menambahkan selain makanan mengandung formalin, burak, dan zat kimia berbahaya, dalam inspeksi yang digelar selama Ramadan 2017 itu, pihaknya juga menemukan beberapa makanan kedaluwarsa dan tak layak edar.

Makanan kedaluwarsa di temukan di hampir 14% sarana distribusi yang didatangi petugas BBPOM Semarang. Sementara, 23% sarana distribusi menjual makanan yang tidak memiliki izin edar dan 29% menyajikan makanan yang rusak.

“Makanan-makanan yang tidak layak edar kepada masyarakat itu, setelah kami uji, kemudian kami sita. Rencana kami musnahkan pascaLebaran nanti,” terang Agus.

Pria yang juga menjabat sebagai Kepala Bidang Pengujian Teranokoko BBPOM Semarang itu mengimbau kepada masyarakat untuk berhati-hati dalam mengonsumsi makanan selama bulan puasa. Makanan yang hendak dikonsumsi sebaiknya dibeli di toko-toko resmi yang menjaga kebersihan dan kesehatan.

“Kami mengimbau masyarakat untuk lebih berhati-hati dalam membeli dan mengonsumsi makanan. Apalagi, ini bulan puasa dan mendekati Lebaran. Banyak makanan yang dijual secara bebas tanpa memperhatikan kesehatan. Bahkan, parsel saja terkadang di dalamnya ada makanan yang sudah kedaluwarsa tapi masih disajikan,” tegas Agus.

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya