SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Ramadan 2016 menjadi momentum untuk remaja musala Al Hasanah, Pringgolayan, Banguntapan, Bantul untuk menggelar pasar murah

Harianjogja.com, BANTUL– Zaman modern atau kekinian, terkadang membuai anak-anak usia sekolah tenggelam dalam asyiknya bermain gadget. Namun sedikit berbeda dengan yang dilakukan remaja musala Al Hasanah, Pringgolayan, Banguntapan, Bantul pada Minggu (26/6/2016).

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Musala yang terletak di pinggir Jalan Pringmayang itu memang terlihat cukup indah. Bangunannya beralaskan keramik dan dengan desain modern. Meski waktu menunjukkan sekitar pukul 10.00 WIB, dan bukan waktu umumnya banyak orang datang ke musala, suasana halaman musala begitu riuh layaknya pasar musiman khas Ramadan di banyak tempat.

Namun ada yang berbeda di sana, penjualnya rata-rata masih berusia remaja, bahkan sejumlah di antaranya masih berusia di bawah sepuluh tahun.

“Notebook… Notebook.. Dibeli notebooknya,” terdengar teriakan suara bocah menawarkan notebook, atau blocknote kertas.

Salah satu pedagang yang menjualnya ialah Muhammad Raif Darmawan, warga setempat yang terhitung baru lulus Sekolah Dasar. Ia mengaku berdagang di pasar murah Ramadan bersama dengan teman-teman sebaya membawa banyak keseruan baginya.

Aktivitas berdagang sebetulnya bukan hal baru baginya, karena Raif pernah membantu tantenya berdagang pada pasar Minggu Pagi di stadion sepak bola Sultan Agung Bantul. Namun, berjualan bersama teman sebaya menjual blocknote dan asbak pagi tadi seperti memberikan pengalaman baru baginya. Keseruan ia dapat antara lain, melihat ada sejumlah orang yang kemudian mendatangi stand miliknya setelah mendengarnya berteriak.

“Kita juga jadi belajar berhitung dengan cepat, karena misalnya tadi ada yang membeli seharga Rp2.000 tapi membayar dengan Rp20.000. Padahal kita harus menghitung, memberikan kembalian dengan uang pecahan yang nominalnya kecil, karena tidak ada Rp10.000 supaya mudah memberi kembalian Rp18.000,” ungkap si kecil kelahiran 11 Oktober 2003 itu.

Meski hari Minggu adalah hari libur, dengan mengikuti kegiatan pasar murah itu mereka mendapat kesempatan belajar Matematika. Mereka bisa mengetahui, ada berapa total barang yang masih harus mereka jual, ketika mengetahui bahwa mereka baru berhasil menjual barang senilai Rp47.000, padahal nilai total dagangan Rp59.000.

Tak jauh berbeda, Nabhan Asyiq Ahmed juga merasakan hal yang sama. Ahmed baru pertama kali merasakan aktivitas berdagang kini menjadi paham cara menawarkan dan menjual barang.

Bukan hanya itu, ia juga dapat bertemu dengan banyak tetangga. Tidak sedikit orang yang datang ke pasar murah tersebut adalah warga dari kampung yang berbeda, baik untuk sekedar melihat-lihat atau memang membeli barang yang mereka inginkan.

“Senang, jadi bisa mengenal banyak orang jadinya,” kata siswa SMP Islam Terpadu Abubakar yang lahir pada awal 2004 itu.

Panitia Seksi Ceria Pasar Murah Ramadan Musala Al Hasanah Maritza Luthfi menjelaskan, kegiatan pasar murah tersebut digelar untuk ketiga kalinya oleh para remaja musola. Barang-barang yang dijual berupa barang bekas, namun masih layak pakai dan bisa dihargai dengan harga yang lebih murah. Hasil penjualan akan disumbangkan untuk sebuah yayasan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya