SOLOPOS.COM - Warga menghabiskan waktu menjelang buka puasa (ngabuburit) di kompleks Stadion Manahan, Solo, Kamis (18/6/2015). Pada hari pertama puasa Ramadan, warga yang ngabuburit di kawasan Manahan masih terlihat ramai. (Ivanovich Aldino/JIBI/Solopos)

Ramadan 2016, Dinas Pengelolaan Pasar Solo menetapkan 3 lokasi harus steril dari PKL dadakan selama Ramadan.

Solopos.com, SOLO–Dinas Pengelolaan Pasar (DPP) Kota Solo menetapkan seputaran Gladak, Jl. Slamet Riyadi, dan pelataran depan Stadion Manahan, sebagai kawasan steril pedagang kaki lima (PKL) dadakan yang biasa menjajakan makanan atau minuman selama Ramadan.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Pantauan Solopos.com, sejumlah pedagang dadakan Ramadan mulai memadati Jl. Menteri Supeno sisi utara jalan (belakang Stadion Manahan), Senin siang. Sejumlah pedagang memilih berangkat berjualan lebih awal supaya kebagian tempat di jalan yang sering menjadi tempat ngabuburit warga tersebut.

Kepala DPP Kota Solo, Subagiyo, mengemukakan Pemerintah Kota (Pemkot) konsisten menetapkan aturan sepanjang Jl. Slamet Riyadi hingga Gladak dilarang digunakan berjualan PKL mulai dari pagi sampai sore hari. “Peraturannya tetap sama [baru boleh berjualan pukul 17.00 WIB ke atas]. Boleh berjualan asal mengikuti aturan,” katanya saat dihubungi Solopos.com, Senin (6/6/2016) sore.

Subagiyo menyebutkan dari hasil pemetaannya tahun lalu, terdapat beberapa lokasi yang biasa digunakan sebagai tempat berjualan makanan atau minuman takjil selama Ramadan, di antaranya seputar Gladak, Jl. Slamet Riyadi, seputar alun-alun kidul, seputar Stadion Manahan, kompleks kampus UNS, serta Jl. Gatot Subroto Jayengan.

“Untuk jalan depan Stadion Manahan, kami minta steril PKL juga. PKL Manahan diarahkan berjualan di Jl. Menteri Supeno sisi utara jalan. Gladak dan Jl. Slamet Riyadi juga steril seperti penataan PKL pagi dan gerobak kuning. Untuk wilayah lain, saya kira enggak masalah,” jelasnya.

Terkait masalah penindakan bagi PKL dadakan, Subagiyo mengatakan DPP menyerahkan sepenuhnya penegakan aturan kepada Satpol PP. “Kami sudah bikin rambu-rambunya. Nanti biar direspons Satpol PP ketika ada pelanggaran di lapangan,” ujarnya.

Sementara itu, Kepala Bidang Lalu Lintas Dishubkominfo Solo, Sri Baskoro, menyarankan DPP mulai mengelola PKL dadakan Ramadan lewat paguyuban untuk memudahkan koordinasi.

“Setelah ada satu paguyuban khusus, nantinya pengelolaan jadi lebih gampang. Nanti mereka bisa dibantu untuk mencari lahan representatif yang lapang dan tidak mengganggu pengguna jalan lain,” terangnya saat ditemui di ruang kerjanya.

Baskoro menngungkapkan selama ini pihaknya tidak pernah dimintai izin dari PKL yang menggelar dagangan di jalan selama Ramadan. Dia menyebutkan selama ada transaksi penjualan di tepi jalan, otomatis lalu lintas terganggu.

“Koordinasi itu perlu. Jangan sampai orang sedang mencari rezeki atau pembeli yang ingin mencari menu berbuka puasa malah kena kecelakaan atau hal-hal yang tidak diingingkan karena lalu lintas semrawut,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya