SOLOPOS.COM - Ilustrasi operasi pasar berbagai komoditas. (JIBI/Solopos/Antara/Syaiful Arif)

Ramadan 2015 diantisipasi benar oleh Tim Pengendali Inflasi Daerah Jatim dengan mengawal stok pangan.

Madiunpos.com, SURABAYA — Memasuki Ramadan 2015, masyarakat Jawa Timur diimbau tidak membeli bahan pangan secara impulsif ataupun melakukan penimbunan, karena Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Jatim menjamin ketersediaan stok selama bulan puasa hingga setelah Idulfitri.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Dengan menggandeng Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) serta Perum Bulog (Persero) Divisi Regional Jatim, TPID menghelat strategi Operasi Pasar Bantuan Ongkos Angkut hingga H-2 Idulfitri.

Wakil Ketua TPID Jatim Soekowardojo menjabarkan kebijakan tersebut digelar serentak di 78 pasar di 38 kabupaten/kota untuk empat komoditas pangan strategis, yaitu beras premium, gula pasir, tepung terigu, dan minyak goreng.

Ekspedisi Mudik 2024

“Kami mengimbau warga Jatim turut berperan aktif menjaga stabilitas inflasi, dengan membeli barang secukupnya karena stok pangan di Jatim menjelang Lebaran masih cukup. Stok beras di Bulog masih aman untuk 8,2 bulan ke depan,” tegasnya, Rabu (17/6/2015).

Jaga Stabilitas Harga
Tujuan strategi itu adalah untuk menjaga stabilitas harga komoditas pangan di Jatim, sehingga daya beli tetap terjaga. Selain itu, TPID juga menggelar pasar murah Ramadhan dan mengagendakan OP situasional jika terjadi gejolak harga pada komoditas pangan lain.

OP yang dilakukan oleh TPID Jatim dibarengi dengan strategi percepatan distribusi bahan pangan, melalui prioritas transportasi pengangkut bahan pokok yang tidak tahan lama dan mudah rusak.

Selain itu, TPID Jatim juga tidak membatasi angkutan yang memuat bahan pokok untuk beroperasi menjelang Idulfitri, mempersiapkan jalur alternatif distribusi bahan pokok, mengantisipasi kepadatan lalu lintas, dan menjamin keamanan penyaluran bahan pangan.

Kendalikan Inflasi
Soekowardojo—yang juga Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Jatim—menjelaskan untuk mengendalikan inflasi akibat tarif angkutan, pihaknya menggandeng Dinas Perhubungan dan LLAJ Jatim dalam penyediaan transportasi mudik gratis.

“Kami juga mengadakan pengawasan intens terhadap tarif angkutan, serta penyediaan posko pengaduan untuk mengawasi penetapan tarif tiket angkutan kota dalam provinsi. Ini perlu, karena saat Ramadan dan menjelang Idulfitri, risiko inflasi cendering meningkat,” imbuhnya.

Berdasarkan data Siskaperbapo Jatim, hingga pekan ketiga Juni, beberapa komoditas mulai menunjukkan lonjakan harga, khususnya beras, telur ayam ras, daging ayam ras, dan bawang merah.

Inflasi Jatim sendiri, klaim BI, masih cukup terkendali. Hal itu terefleksi dari capaian Mei sebesar 0,41%, atau yang terendah ketiga di Pulau Jawa setelah DKI Jakarta (0,34%) dan DI Yogyakarta (0,36%).

Cegah Penimbunan
Sementara itu, Kepala Bidang Perdagangan Dalam Negeri Dinas Perdagangan dan Perindustrian Jatim Anny Mulyandari Kartini menegaskan upaya pencegahan penimbunan bahan pokok saat Ramadhan akan dimaksimalkan.

“Oleh karena itu, selama bulan puasa hingga lebaran, masyarakat jangan memborong atau membeli bahan makanan secara berlebihan. Belilah bahan pokok sesuai dengan kebutuhan,” tuturnya, Rabu.

Anny menjelaskan di setiap titik OP, panitia menyuplai masing-masing 750 kg/hari beras dan gula pasir. Selain itu, disediakan minyak goreng kemasan 1 liter 600-750 botol/hari, dan tepung terigu 500 kg/hari.

Subsidi Ongkos Angkut
Dia menambahkan OP tersebut juga disokong oleh subsidi ongkos angkut dan distribusi, sehingga harga keempat komoditas tersebut dapat disetarakan dengan harga pabrikan. “Harapannya, harga akan stabil sehingga laju inflasi volatile foods dapat terkendali.”

Meskipun demikian, dia menegaskan masyarakat hanya dibatasi dengan pembelian maksimal 5 kg untuk beras, gula pasir, dan tepung terigu, serta 2 kg untuk minyak goreng. “Walau sudah ada subsidi ongkos angkut, masyarakat tetap tidak boleh memborong berlebihan.”

Dari segi harga, beras premium milik Perum Bulog (Persero) yang dijual di OP dibanderol Rp8.500/kg dari harga asli Rp9.750/kg dipotong subsidi angkut Rp1.250/kg. Adapun, gula pasir dijual seharga Rp11.500/kg dari harga asli Rp12.500/kg dipotong subsidi Rp1.000/kg.

Sementara itu, tepung terigu dijual seharga Rp7.500/kg dari harga asli Rp8.000/kg dipotong subsidi Rp500/kg. Minyak goreng kemasan 1 liter dijual senilai Rp11.500/liter dari harga asli Rp11.250/liter dipotong subsidi Rp1.250/liter.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya