SOLOPOS.COM - Pedagang janggelan dan kolang-kaling, Ninik, mengemas kolang-kaling ke dalam plastik di Pasar Ir. Soekarno, Rabu (24/6/2015). (Bony Eko Wicaksono/JIBI/Solopos)

Ramadan 2015 diwarnai dengan permintaan cincau di Sukoharjo yang naik hingga lima kali lipat dari hari biasa.

Solopos.com, SUKOHARJO – Permintaaan janggelan (cincau) dan kolang-kaling melonjak tajam hingga lima kali lipat selama Bulan Puasa. Para pedagang harus menambah stok untuk memenuhi tingginya permintaan pasar.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Seorang pedagang janggelan di Pasar Ir. Soekarno, Sarono, mengatakan permintaan janggelan mulai meningkat pada awal Ramadan. Permintaan janggelan meningkat hingga lima kali lipat dibanding hari biasa. “Biasanya, hanya menjual dua kotak janggelan. Sementara saat awal Ramadan, bisa menjual hingga 10 kotak janggelan,” katanya saat ditemui Solopos.com, Rabu (24/6/2015).

Dia harus menambah stok janggelan selama Ramadan saban hari. Sarono menyiapkan 10-15 kotak janggelan selama Ramadan. Menurut dia, banyak yang menggunakan janggelan sebagai bahan utama minuman yang disajikan saat buka puasa.

Harga satu kotak janggelan di pasaran Rp40.000. Biasanya, satu kotak janggelan dipotong-potong menjadi 32 potong. Harga satu potong janggelan senilai Rp2.000. “Pasokan janggelan agak tersendat pada awal Bulan Puasa lantaran saking banyaknya permintaan janggelan di pasaran. Kalau sekarang pasokan janggelan sudah normal,” ujar dia.

Sebagian janggelan dipasok dari industri rumah tangga di Desa Parangjoro, Kecamatan Grogol. Sebagian lainnya dipasok dari Kecamatan Sidoharjo, Kabupaten Wonogiri. “Janggelan juga dipasok dari Wonogiri. Kalau cuma satu industri rumah di Parangjoro akan kewalahan karena permintaan janggelan sangat tinggi,” tutur dia.

Pedagang janggelan dan kolang-kaling lainnya, Ninik, mengungkapkan biasanya ia hanya bisa menjual 1 kuintal kolang-kaling setiap hari. Saat Ramadan, Ninik bisa menjual hingga 4 kuintal kolang-kaling setiap hari.

Meski permintaan menngkat, harga kolang-kaling tak naik, Rp10.000-Rp11.000 per kilogram. “Biasanya paling ramai saat pagi hari. Para pembeli antre membeli kolang-kaling atau janggelan,” terang dia.

Kolang-kaling itu dipasok dari sejumlah pasar tradisional di Kota Solo seperti Pasar Legi dan Pasar Gede. Menurut dia, permintaan kolang-kaling dan janggelan akan tetap tinggi sepekan setelah Lebaran.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya