SOLOPOS.COM - Karnaval Dugderan (JIBI/Harian Jogja/Antara)

Harianjogja.com, SEMARANG- Agenda tahunan Kota Semarang untuk menyambut bulan suci Ramadan yaitu karnaval Dugderan tahun ini akan berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Prosesi tidak dimulai pagi hari namun sore hingga malam hari.

Kepala Dinas Budaya dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Semarang, Masdiana Safitri mengatakan pelaksaan karnaval dari Balai Kota Semarang akan dilakukan pukul 14.30 atau setelah ibadah salat Ashar karena pemilihan hari yaitu hari Jumat tanggal 27 Juni 2014.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

“Agar tidak berbenturan dengan salat Jumat, juga tidak pas Ashar, kalau tidak salat kan dosa,” kata Masdiana kepada detikcom di Balai Kota Semarang, Jumat (20/6/2014).

Selain waktu, rangkaian acara juga berbeda dari sebelumnya. Tahun ini jumlah peserta yang ikut memeriahkan karnaval Dugderan lebih banyak dari tahun sebelumnya, yaitu 6.000 peserta. Sedangkan sebelum karnaval dimulai, akan ada 8.000 siswa sekolah yang memeriahkan karnaval budaya di Simpang Lima hingga Taman KB.

“Sebelum Karnaval Dugderan, di Lapangan Simpang Lima, pukul 06.00 sampai 11.00 ada Karnaval Budaya dari siswa TK, SD, MI, SMP, MTS berjumlah 8 ribu peserta yang akan menampilkan atraksi dan kesenian unik,” tandasnya.

Kemudian di Simpang Lima juga digelar karnaval mobil hias yang diikuti 50 mobil dari berbagai pegiat wisata dengan rute Simpang Lima – Jalan Hamad Yani – Jalan MT. Haryono – Jalan Bubakan – Jalan Citarum dan berhenti di SPBU Soekarno Hatta.

Pada pukul 14.30, Dugderan akan dimulai dengan pemukulan bedug di Balai Kota Semarang oleh Wali Kota Semarang yang berperan sebagai Kanjeng Bupati Raden Mas Tumengung Arya Purbaningrat. Setelah itu rombongan karnaval berjumlah sekitar 6 ribu orang berjalan menuju Masjid Agung Semarang di Kauman dengan membawa hiasan yang menjadi ikon Dugderan yaitu Warak Ngendhog.

Di Masjid Agung Semarang, pembacaan Sukuf Qolakho Halaqhoh, penabuhan bedug diiringi bunyi meriam, pembagian air Al Quran, dan pembagian kue Ganjel Rel akan dimulai setelah salat Maghrib. Kemudian rombongan melanjutkan perjalanan ke Masjid Agung Jawa Tengah untuk prosesi penyerahan Sukuf Qolakho Halaqhoh kepada Gubernur Jawa Tengah selaku Raden Mas Tumenggung Probohadikusumo.

Muhaimin selaku sekertaris Takmir Masjid Agung Semarang menambahkan, pelaksanaan karnaval Dugderan biasanya dimulai sehari sebelum hari puasa pertama, meski demikian kegiatan tersebut bukan untuk menentukan kapan puasa dimulai.

“Ini bukan menetapkan kalau Dugderan kemudian besoknya puasa. Ini tradisi untuk menyambut bulan Ramadhan, kapan uuasanya tetap mengikuti pemerintah,” kata Muhaimin.

Selain itu pemilihan waktu yaitu sore hingga malam hari tersebut justru sesuai dengan Dugderan pada jaman dahulu ketika utusan Bupati memberikan hasil rukyah kepada Bupati. Kemudian jika diputuskan benar memasuki bulan Ramadhan, maka Bupati akan mengumumkannya dengan Bedug dan meriam bersuara “Der!”.

“Sebenarnya pelaksanaannya memang malam, ini baru pertama kalinya setelah beberapa tahun sebelumnya dimulai pagi,” tandas Muhaimin.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya