SOLOPOS.COM - Ilustrasi (Dok/JIBI/Solopos)

Harianjogja.com, SLEMAN-Dua pekan jelang lebaran, Dinas Perindustrian, Perdagangan, dan Koperasi (Perindagkop) Kabupaten Sleman menggelar pasar lebaran.

Kegiatan yang  mulai digelar Senin (14/7/2014) hingga Sabtu (19/7/2014) ini juga memamerkan hasil karya 60 Usaha Kecil Menengah (UKM) binaan Dinas Perindagkop Sleman.

Promosi Uniknya Piala Asia 1964: Israel Juara lalu Didepak Keluar dari AFC

Pegawai di lingkungan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sleman dan masyarakat sekitar tampak antusias mendatangi halaman kantor Dinas Perindagkop. Mereka tak ingin menyiakan kesempatan yang hanya sekali dalam setahun.

Salah satunya Pujianti. Ibu rumah tangga asal Kebonagung, Tridadi, Sleman tersebut merasa terbantu memenuhi kebutuhan lebaran. “Ini harganya murah-murah. Jadi saya bisa beli banyak,” kata Pujianti.

Begitu pula dengan warga lainnya, Sukirdi. Dia datang bukan untuk memanfaatkan pasar murah, melainkan membeli paket sembako murah senilai Rp50ribu hanya seharga Rp 10ribu.

“Kemarin pak dukuh datang ke rumah kasih kupon. Senang sekali bisa dibantu,” ucap warga Krapyak, Triharjo, Sleman yang sehari-hari bekerja sebagai buruh tani.

Pasar lebaran digelar guna membantu masyarakat dalam memenuhi kebutuhan hari raya dengan harga terjangkau. “Selain pasar lebaran yang menyajikan barang kebutuhan selama lebaran dengan harga normal, ada juga pasar murah dengan sistem kupon. Juga disediakan kebutuhan untuk warga miskin yang berharga jauh dibawah pasaran,” ungkap Kepala Dinas Perindagkop Sleman, Pustopo.

Selama sepekan Dinas Perindagkop menyediakan 1.000 liter minyak goreng, 800 kilogram gula pasir, 600 kilogram beras, dan 300 kilogram telur untuk dijual dengan harga murah. Kupon diberlakukan untuk menghindari masyarakat yang sengaja memanfaatkan keadaan dengan berkali-kali datang membeli.

Sementara itu, bagi warga miskin disediakan 1.225 paket sembako murah senilai Rp50.000 yang dijual seharga Rp10.000. Sasarannya tahun ini adalah warga Desa Triharjo, Tridadi, Pandowoharjo, Sinduadi, Sendangadi, Tlogoadi, Tirtoadi serta Sumberadi.

“Memang untuk desa yang dekat kabupaten. Kalau kita undang warga Depok, malah susah karena transportnya saja sudah mahal,” tutur Pustopo menjelaskan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya