SOLOPOS.COM - Ilustrasi daging sapi (JIBI/Solopos/Dok.)

Harianjogja.com, BANTUL-Menghadapi permintaan pasar yang semakin tinggi, Asosiasi Pengusaha Sapi Segoroyoso (SPSS) tetap memprioritaskan penjualan daging sapi lokal daripada daging impor. Meski harga daging sapi lokal lebih mahal.

“Kami berkomitmen untuk tidak mengimpor daging pada lebaran ini karena memberi jaminan kualitas kesehatan daging layak konsumsi. Selain itu kami akan turut menjamin keberlangsungan usaha para peternak sapi lokal,” kata Ketua APDSS Bantul Ilham Ahmadi, Senin (21/7/2014).

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Menurut Ilham APDSS tidak berani menjaminan kesehatan bagi daging sapi impor seperti dari Australia. Sementara di tempat pemotongan sapi terbesar di Bantul ini, APDSS  mendatangkan dari seluruh pelosok daerah di DIY dan menjamin kebutuhan daging sapi sepanjang lebaran ini mencukupi kebutuhan lokal.

Ilham menambahkan sejak sepekan terakhir permintaan kebutuhan daging sapi di masyarakat Bantul terasa meningkat. Jika hari biasa jumlah sapi yang dipotong rata-rata hanya kisaran 30 ekor, sepekan terakhir pemotongan dilakukan hampir mendekati 100 ekor per hari. Dimungkinkan, semakin mendekati hari lebaran nanti pemotongan sapi akan bertambah lagi.

Mengenai kemungkinan adanya daging sapi yang dijual murah, Ilham justru mengimbau masyarakat waspada. Sebab imbas melonjaknya kebutuhan daging sapi biasanya diiringi dengan penjualan daging glonggongan, daging bangkai dan daging oplosan. Guna menyiasati hal tersebut, para pengusaha sapi di Segoroyoso sepakat tidak menaikkan harga daging. Saat ini harga daging sapi mencapai kisaran Rp100.000 per kilogram di pasaran

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya