SOLOPOS.COM - Pedagang kaki lima (PKL) menyiapkan perlengkapan untuk berjualan di kawasan Ngarsopuro, Solo, Kamis (11/7). Kawasan Ngarsopuro disiapkan Pemkot Solo bagi PKL musiman yang berjualan selama bulan Ramadan. (Agoes Rudianto/JIBI/Solopos)

Pedagang kaki lima (PKL) menyiapkan perlengkapan untuk berjualan di kawasan Ngarsopuro, Solo, Kamis (11/7). Kawasan Ngarsopuro disiapkan Pemkot Solo bagi PKL musiman yang berjualan selama bulan Ramadan. (Agoes Rudianto/JIBI/Solopos)

Pedagang kaki lima (PKL) menyiapkan perlengkapan untuk berjualan di kawasan Ngarsopuro, Solo, Kamis (11/7). Kawasan Ngarsopuro disiapkan Pemkot Solo bagi PKL musiman yang berjualan selama bulan Ramadan. (Agoes Rudianto/JIBI/Solopos)

Solopos.com, SOLO  – Sejumlah pedagang kaki lima (PKL) memanfaatkan momentum Ramadan untuk mengais rezeki di ruang publik kawasan Ngarsopuro, Jumat (12/7/2013).  Mayoritas mereka menjajakan makanan dan minuman takjil untuk berbuka.  Mereka yang berjualan selama tiga jam mulai pukul 16.00-19.00 WIB bisa mendapatkan omzet Rp300.000

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Ketua Paguyuban Pedagang Night Market Ngarsopuro, Suyatno, mengatakan acara ngabuburit dadakan itu bukan tanpa rencana karena merupakan inisiatif dari paguyuban tersebut. Pihaknya ingin merangkul PKL yang berjualan di sekitar Ngarsopuro agar terpusat dan tertata secara rapi untuk menarik minat warga membeli dagangan mereka.

“Kami ingin memberikan pembelajaran kepada PKL jika sesuatu itu dikoordinasi dengan baik hasilnya akan meningkat,” terangnya kepada Solopos.com, Jumat petang.

Suyatno mengatakan acara ngabuburit itu telah diadakan sejak Rabu (10/7) namun karena hujan, banyak PKL yang tidak berjualan. Hingga kini, lanjutnya, terdapat 36 PKL yang mendaftar untuk berjualan di lokasi tersebut.

Namun, Jumat petang itu hanya terdapat sekitar 15 PKL yang mangkal di kawasan tersebut. “Dengan kegiatan seperti ini kan bisa membantu PKL dalam segi pemasaran, permodalan dan pelayanan kepada pembeli.”

Retribusi Rp400.000

Suyatno menjelaskan setiap PKL yang berjualan saat Ramadan ditarik biaya retribusi sebesar Rp400.000 sebulan. Biaya tersebut digunakan untuk operasional dan bantuan tali asih kepada petugas kebersihan di lokasi tersebut. Pasalnya, pihaknya merasa kasihan kepada petugas kebersihan lantaran setiap selesai Night Market pedagang selalu menyisakan tumpukan sampah di lokasi tersebut.

Meski demikian, Suyatno mengaku telah berkoordinasi dengan Pemkot melalui dinas terkait untuk melaksanakan kegiatan ngabuburit di lokasi itu. “Aslinya di sini kan tidak boleh jualan, tapi kami meyakinkan kepada Pemkot dan akhirnya disetujui. Tapi kalau malam Minggu tetap untuk Night Market,” terangnya.

Soal omzet pedagang, Suyatno mengatakan minimal pedagang memperoleh omzet Rp70.000 per malam jika kondisi relatif sepi. Namun, jika ramai bisa mencapai Rp300.000 per malam. PKL tersebut mulai beraktivitas pada pukul 16.00 WIB hingga 19.00 WIB.

Seorang karyawan salah satu PKL yang berjualan burger, Sasongko, mengaku telah berjualan sejak Kamis (11/7). Menurutnya, kawasan Ngarsopuro sangat cocok untuk berjualan lantaran menjadi lokasi yang pas untuk ngabuburit. “Kemarin (Kamis) saya dapat Rp70.000, soalnya kan hujan, tapi hari ini sepertinya lebih ramai,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya