SOLOPOS.COM - Jargon "Google for India" terpampang di New Delhi, India, 19 September 2019. (Sankalp Phartiyal/Reuters)

Solopos.com, NEW DELHI - India menjadi pasar potensial bagi raksasa teknologi dunia. Sejumlah perusahaan teknologi ternama berlomba-lomba menanamkan modal di India.

Amazon menjanjikan US$1 miliar, diikuti dengan Facebook yang menginvestasikan hampir US$6 miliar pada akhir April dan yang terakhir Google yang berkomitmen dengan dana investasi US$10 miliar.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Pengin Minggat dari China, Pabrik Iphone di India Digelontor Rp14 Triliun

Ekspedisi Mudik 2024

Sepanjang awal 2020, perusahaan berbasis teknologi ternama dunia menanamkan modalnya US$17 miliar atau setara Rp251,4 triliun (kurs (Rp14.792 per USD) India. Investasi tersebut diperuntukkan untuk membantu jaringan internet bagi masyarakat India.

Dilansir CNN Business, Jakarta, Senin (20/7/2020), sejak pandemi Covid-19 meluas di sebagian besar negara dunia, hal ini membuat perekonomian global menurun. India pun menja negara yang sangat terdampak karena Covid-19.

Ditambah lagi pertengkaran diplomatik India dengan China diketahui meluas hingga sektor teknologi. Padahal, India menjadi daya tarik bagi perusahaan-perusahaan teknologi.

Untuk itu, perusahaan teknologi yang sebagian besar berasal dari AS melakukan investasi kepada India di bidang teknologi yang sudah lebih dari US$20 miliar.

India Blokir Puluhan Aplikasi Buatan China Termasuk Tiktok

Investasi internet di India memiliki peluang yang sangat besar, sebab pengguanaan teknologi berbasis internet saat ini mencapai lebih dari 700 juta pengguna. Tapi sekitar setengah miliar belum pernah online.

Menurut Jay Gullish yang merupakan Kepala Kebijakan Teknologi di Kelompok Advokasi US-India Business, banyak keyakinan bahwa dalam jangka waktu panjang India akan menjadi pasar yang baik denan peraturan yang cukup adil dan transparan.

Faktor China

Sebagian besar Silicon Valley ditutup dari China selama bertahun-tahun. Disebabkan oleh mekanisme sensor besar negara China.

Selain itu, adanya undang-undang keamanan nasional yang kontroversial di berlakukan di Hongkong. Yang di mana layanan Google dan Facebook masih bisa diakses karena layanan internet yang relatif bebas.

Lockdown Salah Langkah, Wabah Covid-19 di India Memburuk

Undang-undang yang memberikan otoritas bagi Hongkong yang menjadi kekuatan besar untuk mengatur paltform yang berbasis teknologi.

3 perusahaan besar seperti Facebook, Google dan Twitter mengatakan bahwa mereka akan berhenti berbagi data kepada pemerintahan Hongkong, sebelumnya TikTok telah mengambil langkah untuk keluar dari kota tersebut.

Mark Lemey yang merupakan Direktur Program Universitas Stanford di bidang Hukum, Sains dan Teknologi mengatakan bawha bisnis dengan China dinilai lebih sulit dan juga melibatkan kompromi moral yang meresahkan.

Pada pekan lalu, Donald Trump mengklaim kredit untuk menggagalkan rencana ekspansi sebuah perusahaan teknologi asal China, Huawei. Selain itu, pemerintah juga melarang "melihat" aplikasi Video singkat TikTok milik ByteDance China.

Lagi Iseng Rekaman Video Tiktok, Bocah SD Ditembaki

Hubungan AS dan India

Hal ini juga langkah untuk menyelaraskan AS dan India. Sejumlah aplikasi China dan TikTok tentunya juga dilarang penggunaannya oleh pemerintah India. Setelah terjadinya bentrokkan sebelumnya yang menewaskan 20 tentara India yang memunculkan seruan untuk memboikot produk-produk China.

Tapi adanya hal ini dinilai bisa memperkuat hubungan teknologi antara India dan AS. Sebagian besar perusahaan rintisan besar India memiliki investasi kepada China yang cukup besar dan Smartphone China yang saat ini masih mendominasi pasaran India.

"India dan negara-negara tetangganya di Asia Tenggara telah mencoba menyeimbangkan kedua kekuatan dengan menjalin hubungan ekonomi yang lebih besar dengan China sambil berpegang pada payung keamanan yang diberikan oleh Amerika Serikat," kata Ravi Shankar Chaturvedi, direktur penelitian di Institut Bisnis untuk Universitas Tufts di Konteks Global.

Tiktok Pilih Cabut dari Hong Kong, Dipaksa Serahkan Data Pengguna?

India dan AS telah memiliki hubungan teknologi yang sudah lama dengan ribuan insinyur yang bekerja di Silicon Valley, menurut Chaturvedi dan beberapa ahli lainnya.

Selain itu, dorongan penggunaan Internet karena adanya aturan untuk beraktivitas dan bekerja dari rumah diyakinkan dapat meningkatkan daya tarik India sebagai pasar. Artian lainnya, sangat mudah juga untuk perusahaan Amerika saat mencari peluang di India.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya