SOLOPOS.COM - Presiden Jokowi saat memberikan pengantar pada Sidang Kabinet Paripurna di Istana Negara, Jakarta (4/1/2016). (Setkab.go.id)

Rakernas PDIP 2016 menjadi ajang bagi Presiden Jokowi untuk menyatakan optimisme produk Indonesia di MEA 2016.

Solopos.com, JAKARTA — Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan agar Indonesia tidak perlu takut dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2016 dan segala kompetisi yang ada.

Promosi Efek Ramadan dan Lebaran, Transaksi Brizzi Meningkat 15%

Dalam pidatonya di pembukaan Rakernas PDIP pada Minggu (10/1/2016), Presiden Jokowi mengatakan bahwa dirinya telah bertemu para kepala negara dan juga perdana menteri. Dalam pertemuan tersebut, Jokowi mengungkapkan kekhawatiran para kepala negara tersebut terhadap produk dan sumber daya manusia Indonesia yang nantinya akan membanjiri negara mereka.

“Para kepala negara tersebut berkata kepada saya bahwa mereka lah yang takut kepada Indonesia, mereka takut jika nantinya produk-produk dan SDM dari Indonesia yang akan membanjiri negara mereka,” ujarnya.

“Oleh karena itu, kita harus yakin dan jangan takut akan adanya MEA. Karena Indonesia mampu untuk memghadapi MEA asal kita harus selalu berupaya dan berusaha,” tambahnya.

Namun, Presiden tidak membahas masalah besar yang masih menjadi beban hingga tahun ini. Meski terbentang peluang yang besar, ada sejumlah ancaman yang bisa menjadikan MEA 2016 sebagai bumerang bangsa ini.

Ancaman itu terletak di sektor ketenagakerjaan di mana masih banyak profesi di Indonesia yang belum tersertifikasi dengan baik. Alhasil, saat masuk MEA 2016, tenaga kerja asal Indonesia bisa kalah bersaing dengan tenaga kerja dari negara ASEAN lainnya lantaran kelalaian dari pemerintah dalam mempersiapkan sertifikasi profesi.

Selain itu, profil ketenagakerjaan di Indonesia juga mengkhawatirkan. Dari 255,4 juta penduduk, jumlah angkatan kerja Indonesia mencapai 122,38 juta. Dari jumlah itu, jumlah tenaga kerja mencapai 114,82 juta sementara sisanya, 7,56 juta, merupakan pengangguran. Berdasarkan catatan Badan Pusat Statistik (BPS) 2015, hampir separuh (47,1%) dari angkatan kerja di Indonesia adalah lulusan SD ke bawah sehingga dunia usaha sulit mendapatkan tenaga kerja dengan kualifikasi yang mumpuni.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya