SOLOPOS.COM - Pertemuan Fraksi PDI Perjuangan, Minggu (7/9/2014). (JIBI/Solopos/Antara/Hardian Wicaksono)

Solopos.com, SEMARANG — Pengamat menilai Megawati Soekarnoputri gagal melakukan regenerasi kepemimpinan di tubuh Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) menyusul kesediaan untuk kembali memimpin PDIP periode 2015-2020.
Menurut pengamat politik Universitas Diponegoro (Undip) Semarang, Budi Setyono, seharusnya Megawati sudah jauh-jauh hari menyiapkan kader penggantinya.

”Kalau Mega bersedia kembali memimpin PDIP, maka regenerasi di tubuh PDIP tidak berjalan. Mega pun gagal melakukan regenerasi kepimpinan,” katanya dihubungi Solopos.com di Semarang, Minggu (21/9/2014).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Padahal, lanjut dia, dari segi usia Mega juga sudah terlalu tua untuk memimpin partai politik (parpol) sebesar PDIP. Seperti diketahui puteri Presiden pertama Indonesia, Soekarno ini, kelahiran 23 Januari 1947, sehingga sudah berusia 67 tahun. ”Ketua umum parpol lain sudah berganti beberapa kali, Ketua Umum PDIP belum berganti,” sindir Budi.

Masih dipertahankannya figur Mega oleh elite PDIP, menurut Dosen FISIP Undip ini, sebagai langkah antisipasi berpindahnya kepemimpinan di luar trah Soekarno. Sebab berkembang rumor, Presiden terpilih Joko Widodo (Jokowi) memiliki potensi untuk menjadi ketua umum partai berlambang banteng moncong putih tersebut.

”Isunya Jokowi akan mengambilalih PDIP, sehingga sebagai langkah antisipasi elite PDIP mempertahankan Mega sebagai ketua umum partai,” ungkapnya.

Kondisi ini, ujar Budi, merupakan suatu ironi, karena di satu sisi PDIP memperjuangkan demokratisasi melalui pilkada langsung, tapi elite PDIP malah tidak menjalankan demokrasi. Dengan terhambatnya proses demokrasi di tubuh PDIP, maka akan mematikan kader-kader terbaik partai yang memiliki kapabilitas dan kapasitas untuk tampil memimpin. ”Mereka [kader terbaik PDIP] tidak akan berani muncul, karena merasa akan percuma,” ujarnya.

Seperti diberitakan, Solopos.com sebelumnya, Megawati Soekarnoputri menyatakan kesediannya kembali memimpin PDIP.
Kesediaan ini setelah peserta Rapat Kerja Nasional (Rakernas) IV PDIP di Semarang dalam salah satu poin rekomendasinya mengusulkan dia untuk memimpin PDIP pada periode 2015-2020.

“Rakernas IV PDIP secara bulat dan aklamasi mengusulkan Ibu Megawati Soekarnoputri untuk memimpin PDIP pada periode 2015-2020 yang akan diputusakan dan ditetapkan pada Kongres IV pada 2015,” ujar Ketua DPP PDIP, Puan Maharani membacakan rekomendasi pada penutupan rakernas di Marina Convention Center, Kota Semarang, Sabtu (20/9) malam.

Alasan mengusulkan Megawati kembali jadi Ketua Umum PDIP karena ideologi hadir sebagai pengarah sekaligus landasan bagi kebijakan pemerintah negara. Karena itu, dibutuhkan seorang pemimpin partai yang berkarakter ideologis, konsisten, dan memiliki komitmen yang kuat untuk memimpin, mengawal, dan mengarahkan ideologi partai dalam pemerintahan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya