SOLOPOS.COM - Rajah Batik Kaji Habeb (Antara)

Solopos.com, MAGELANG -- Kaji Habeb, 52, sudah melakoni kreasi seni batik rajah lebih dari tiga dasa warsa terakhir. Pemesan batik rajahnya bahkan ketika pandemi Covid-19 seakan tak surut berdatangan. Baik sebelum maupun selama pandemi ini, ia tetap beroleh pasar yang rata-rata 5-7 pembeli per bulan.

Mengutip Antara, Jumat (23/4/2021), di Galeri-Studio Batik Rajah yang dikelola di Kompleks Perumahan Bima Sakti Regency Kota Magelang, Jawa Tengah, dia bersama dua pekerjanya menggarap 40 lembar kain batik motif rajah.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Pemesanan produknya kali ini datang dari Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Kota Magelang. Batik rajah untuk mereka diberi nama "Armylook", mirip-mirip kain bermotif doreng-doreng ala militer namun paduan pewarnaan dan gradasinya terkesan lebih cerah dan berdaya pikat khas.

Baca Juga : PDAM Kota Magelang Buka Lowongan Direktur Dan Dewan Pengawas

Dengan mudah bisa dipahami tentang batik rajah bernama "Armylook" itu. Idenya tidak lepas dari salah satu identitas Magelang sebagai kota militer karena keberadaan Akademi Militer dan sejumlah kesatuan TNI lainnya.

"Yang dieksplorasi sudut spiritualitas rajah sebagai inspirasi simbol kekuatan spiritual yang dikreasi, bisa dipakai kalangan siapa pun. Rajah itu universal, setiap kebudayaan di dunia ada," kata pemilik nama asli Kholil Habiballoh itu.

Asal usul Kaji Habeb dari keluarga salah satu pondok pesantren di Mranggen, Kabupaten Demak, Jateng. Ia mengenyam Jurusan Seni Lukis di Akademi Seni Rupa Indonesia (ASRI) sekarang Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta pada 1991-1996. Dia juga santri di Ponpes Krapyak Yogyakarta (1989-1997) dan tandem kuliah di Jurusan Filsafat Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Sunan Kalijaga sekarang Universitas Islam Negeri (UIN) Yogyakarta hingga lulus pada

Baca Juga : Buka Puasa Di Muntilan Magelang, Jangan Lupa Cicipi Jemunak

Latar belakang kehidupannya melekat dalam wujud karya dan produk kreatif kekinian bernilai spiritualitas dengan jenama rajah batiknya. Harga batik untuk pemakaian pribadi maupun seragam bervariasi antara Rp300.000 hingga Rp3 juta, batik potret sekitar Rp500.000 (ukuran 50x60 sentimeter), dan karya "fine art" Rp5 juta.

Wali Kota Magelang, Muchamad Nur Aziz, juga memandang pentingnya narasi khas, mendalam, dan kreatif dihadirkan atas suatu produk, termasuk batik, untuk meraih pasar yang luas dan menarik minat orang mendatangi. "Narasi yang kuat dibuat para seniman, akan membuat orang berbondong-bondong," katanya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya