SOLOPOS.COM - Railbus Batara Kresna menyemarakkan event car free day (CFD) Jl. Slamet Riyadi Solo, Minggu (15/3/2015). Perjalanan railbus terhitung aman meski banyak anak yang tertarik melihat kereta dari dekat. (Chrisna Chanis Cara/JIBI/Solopos)

Railbus Batara Kresna, kereta rute Solo-Wonogiri diminati masyarakat.

Solopos.com, SOLO — PT Kereta Api Indonesia (KAI) Daerah Operasional (Daops) VI/Yogyakarta berencana menambah frekuensi perjalanan kereta api (KA) Batara Kresna rute Solo-Wonogiri. Hal ini karena animo masyarakat sangat tinggi untuk memanfaatkan jasa KA perintis ini.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Deputy Executive Vice President (EVP) PT KAI Daops VI, Anang Yoyo, mengatakan selama ini ada dua jadwal keberangkatan dari Solo, yakni pukul 06.00 WIB dan 10.00 WIB atau empat trip.

Dia mengungkapkan animo masyarakat untuk memanfaatkan KA ini sangat tinggi. Load factor atau tingkat keterisian KA ini sering kali mencapai 100%. Bahkan hingga Senin (29/2/2016) dilaporkan tiket sudah terjual terutama untuk rombongan anak sekolah.

Ekspedisi Mudik 2024

“Kami sudah berkoordinasi dengan Dirjen Perkeretaapian supaya frekuensi perjalanan bisa ditambah. PT KAI Daops VI sudah merencanakan jadwal perjalanan apabila ada penambahan jadwal,” ungkap Anang saat ditemui wartawan di Stasiun Purwosari, Kamis (25/2/2016).

Dia mengungkapkan jadwal perjalanan KA perintis ini bisa dimaksimalkan dari empat perjalanan menjadi 10 perjalanan setiap harinya. Dia menyampaikan hingga saat ini rombongan atau masyarakat yang ingin berwisata masih mendominasi jumlah penumpang.

Namun apabila sarana dan prasarana pendukung sudah memadai, pelaju dari Sukoharjo atau Wonogiri menuju Solo dan sebaliknya bisa lebih banyak.

“PSO [public service obligation] atau subsidi untuk KA Batara Kresna senilai Rp8 miliar,” kata dia.

Kepala Stasiun Purwosari, Slamet Riyanto, menyampaikan penumpang paling banyak saat weekend dan hari libur dan tiket sering ludes. Dia mengatakan kalau dari Purwosari masih jarang penumpang rombongan karena adanya pembatasan jumlah tempat duduk yang dijual sebagai salah satu bentuk pemerataan dengan penumpang dari stasiun lainnya.

Sementara itu, hingga saat ini kereta uap Jaladara masih menjalani perbaikan di Balai Yasa Pengok Yogyakarta. Corporate Communication Manager PT KAI Daops VI, Eko Budiyanto, mengungkapkan perbaikan yang dilakukan terutama di bagian tungku pembakaran sebagai tenaga penggerak.

Dia mengatakan perbaikan ini merupakan antisipasi mencegah kerusakan yang lebih parah atau supaya tidak merembet ke bagian lain. Hal ini mengingat Jaladara merupakan keretaheritage yang harus dijaga supaya tidak rusak. Apalagi keselamatan merupakan persyaratan utama dalam pengoperasian kereta api (KA).

“Belum bisa dipastikan kapan akan beroperasi tapi diusahakan secepatnya karena sudah ada kontrak kerja sama dengan Pemkot Solo,” ujarnya Eko.

Di sisi lain, PT KAI juga terus melakukan pengecekan rutin terhadap perlintasan KA, peralatan, serta sarana dan prasarana KA. Inspeksi ini rutin diadakan setiap dua bulan sekali. Namun saat ini inspeksi lebih intensif dilakukan mengingat besarnya ancaman bencana alam, seperti banjir atau tanah longsor.

Dia mengungkapkan jalur Klaten-Purwosari cukup baik. Daerah yang rawan adalah perlintasan KA yang berada di daerah Goprak hingga Gundi karena tanahnya labil. Meski begitu, sudah diantisipasi dengan memberonjong tanah.

“Perlintasan yang rawan sepanjang 3 km-4 km tapi setiap 400 meter ada satu penjaga selama 24 jam untuk memantau kondisi. Namun kalau di Daops VI belum sampai ada longsor, hanya sedikit pergerakan tanah,” imbuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya