SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Jarak ribuan kilometer tidak menghalangi niat Desi Rahmawati, 26, dan Suratno, 29 untuk melangsungkan pernikahan dengan disaksikan kedua orangtua mereka yang berada di Indonesia.

Ya, saat ini Desi dan Suratno sedang berada di Jepang. Tepatnya, Minggu (29/5) kemarin, pasangan tersebut melangsungkan ijab kabul di Masjid di Hamamatsu, Jepang.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Sementara dari Indonesia, tepatnya di sebuah ruangan berukuran 3meter X 6 meter terlihat sejumlah perangkat komputer. Ruangan itu kian terasa sempit karena sekitar 20 orang, berada di dalamnya.

Mereka mengenakan pakaian batik rapi, duduk berjejal menyaksikan tembok yang dijadikan layar proyektor.

Di layar proyektor, tampak gambaran kesibukan yang sama. Sejumlah orang duduk, berpakaian rapi. Tampak salah satunya, seorang pemuda mengenakan jas dan seorang perempuan berpakaian kebaya putih. Mereka bersiap mengikuti acara prosesi ijab kabul penikahan.

Sementara keluarga Desi dari Desa Randusari Kepil Wonosobo, mengikuti dari sebuah warung internet (warnet) Smartnet di Jalan Seleko, Muntilan Kabupaten Magelang. Tidak hanya menyaksikan, Rahmat, ayah Desi, bahkan terlibat langsung dalam prosesi tersebut. Saat itu pukul 08.25 WIB atau pukul 10.25 waktu Jepang.

Rahmat, berbicara langsung melalui fasilitas internet, untuk menyerahkan perwalian pernikahan anaknya, pada penghulu, Bambang Haryanto yang didatangkan dari Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Jepang.

“Saya melimpahkan perwalian untuk pernikahan anak saya, Desi Rahmawati kepada saudara Bambang Haryanto,” kata Rahmat, sambil memegang microphone kecil.

Belum selesai Rahmat berbicara, tiba-tiba semua perangkat komputer termasuk layar proyektor itu mati. Rahmat tampak panik. Betapa tidak? ini adalah peristiwa sekali seumur hidup bagi anaknya, sehingga ia tidak ingin acaranya kacau. Beruntung, listrik menyala kembali, dan Rahmat pun mengulangi pernyataan tersebut.

Biasanya, sebagai tanda pelimpahan itu, ayah mempelai dan penghulu kemudian bersalaman. Saat itu, sang penghulu memajukan tangannya ke webcam [kamera yang merekam gambar untuk ditampilkan di internet] sehingga di layar proyektor tampak seolah mengajak bersalaman.

Kontan saja, Rahmat juga mengarahkan tangannya ke webcam sehingga terlihat mereka sedang bersalaman. keluarga yang menyaksikan hal itu pun tertawa.

Ijab kabul berlangsung dengan khidmat. Mempelai laki-laki, menyerahkan seperangkat alat salat dan uang senilai 20.000 yen sebagai maskawin. Bertindak sebagai saksi adalah dua sahabat mempelai yang juga tinggal di Jepang. Acara di masjid tersebut tampak dihadiri sekitar 25 orang teman-teman mereka.

Rahmat mengungkapkan cara menikah seperti ini dilakukan karena anaknya yang bekerja menjadi bidan di negeri sakura itu masih dalam masa kontrak kerja, sehingga sulit mengurus pernikahan di Indonesia. “Pihak KBRI menawarkan cara ini, jadi kami sambut baik,” kata Rahmat seusai prosesi, Minggu (29/5).

Pemilik Smartnet, Agus mengungkapkan dirinya memfasilitasi mempelai laki-laki yang merupakan rekan kerjanya semasa di Jepang.

Ia menjelaskan, saling melihat video itu, dilakukan melalui fasilitas chat di Yahoo Messenger. “Cara ini mudah dilakukan, tetapi harus di jaringan internet yang memiliki akses cepat,” imbuh dia.(Wartawan Harian Jogja/Nina Atmasari)

HARJO CETAK

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya