SOLOPOS.COM - Ilustrasi maulid Nabi (nu.or.id)

Solopos.com, JAKARTA — Semua umat Islam mengimani Nabi Muhammad SAW merupakan sosok paling mulia.

Cendekiawan Barat Michael H Hart yang notabene bukan seorang muslim bahkan mengategorikan putra Abdullah ini sebagai manusia paling berpengaruh nomor satu di dunia.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Menariknya, Rasulullah justru tidak dilahirkan di bulan mulia seperti asyhurul ?urum (Dzulqa’dah, Dzulhijjah, Muharam) atau Ramadan, tidak pula di hari Jumat yang merupakan hari paling istimewa.

Dikutip Solopos.com dari NU Online, Kamis (6/10/2022), sejumlah sejarawan sepakat bahwa Nabi Muhammad lahir pada tahun gajah, yaitu saat Kakbah diinvasi oleh tentara gajah di bawah komando Raja Abrahah.

Baca Juga: Khotbah Yusuf Mansur Disorot, Ini Lima Rukun dalam Khotbah Jumat

Kelahiran Nabi SAW juga disepakati pada hari Senin berdasarkan sabda Rasulullah,”Itu adalah hari aku dilahirkan, dan hari aku diutus atau aku dituruni wahyu.” (HR Muslim).

Sementara tentang bulan kelahiran Nabi sendiri terjadi perbedaan pendapat. Argumen yang paling unggul adalah yang mengatakan bulan Rabi’ul Awwal.

Hal ini salah satunya berdasarkan hadits berikut,”Lalu penduduk Madinah menemui Rasulullah di daerah Al-Harrah (tempat berbatu hitam di Madinah), lalu Rasulullah beralih bersama mereka ke sebelah kanan sampai beliau singgah bersama mereka di rumah Bani ‘Amru bin ‘Auf, dan saat itu adalah hari senin dari bulan Rabi’ul Awwal.” (HR Bukhari).

Hikmah Kelahiran Nabi Muhammad

Hari, bulan, dan tahun kelahiran Nabi Muhammad bukan merupakan kebetulan.

Menurut Sayyid Muhammad bin Alawi al-Maliki, hikmah Nabi Muhammad lahir pada bulan Rabi’ul Awwal karena Allah SWT ingin menepis adanya anggapan Rasulullah memperoleh kehormatan karena lahir di bulan-bulan mulia seperti asyhurul ?urum atau Ramadan tapi justru kelahiran Nabi sendiri yang membuat bulan kelahirannya, Rabi’ul Awwal, menjadi istimewa dan diagungkan.

Berbeda misalnya dengan Nabi Adam yang dilahirkan pada hari Jumat yang secara kebetulan hari tersebut merupakan momen istimemwa bagi umat Islam.

Baca Juga: Khotbah Jumat Yusuf Mansur Disorot, Disebut Serukan Keduniaan

Sayyid Muhammad melanjutkan, Rasulullah lahir pada hari Senin merupakan bentuk rahmat (kasih sayang) bagi semesta alam.

Sebab, Senin merupakan hari yang tidak ada banyak tanggungan ibadah sebagaimana, misalnya, hari Jum’at yang terdapat sejumlah kegiatan keagamaan bagi umat Islam seperti salat Jumat, khotbah, ibadah, dan sebagainya.

Sayyid Muhammad kemudian menegaskan poin ini dengan firman Allah swt berikut: “Dan Kami tidak mengutus engkau (Muhammad) melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi seluruh alam.” (QS. Al-Anbiya: 107)

Baca Juga: Mimbar Masjid Sunan Kalijaga di Kalikotes Ini Pernah Ditawar Rp1 Miliar

Terkait hari kelahiran Nabi, seorang guru besar Universitas Al-Azhar Mesir, Muhammad Wahdan, sebagaimana dikutip dari elbalad.news (https://www.elbalad.news/5009601), menyampaikan, Rasulullah lahir pada hari Senin karena Allah ingin menjadikan beliau memiliki sifat seperti pohon.

Yaitu memberi manfaat kepada banyak orang dengan banyak hal seperti sebagai tempat berteduh, buahnya bisa dinikmati, batangnya bisa dimanfaatkan untuk keperluan yang beragam.

Filosofi pohon ini mengindikasikan bahwa Rasulullah menjadi sosok insan yang banyak menebar kemanfaatan.
Bertepatan dengan hari Senin pula Allah pertama kali menciptakan pohon.

Baca Juga: Sandal Rhoma Irama Hilang Saat Khotbah Jumat? Ini Kata Polisi

“Dari Abu Hurairah, dia berkata, ‘Rasulullah SAW memegang tanganku dan bersabda, ‘Allah ‘azza wa jalla menciptakan tanah pada hari Sabtu, menciptakan gunung pada hari Ahad, menciptakan pepohonan (tumbuhan) pada hari Senin, menciptakan sesuatu yang dibenci (keburukan) pada hari Selasa, menciptakan cahaya pada hari Rabu, mengembangbiakkan hewan-hewan pada hari Kamis, menciptakan Adam ‘alaihissalam setelah Ashar hari Jumat pada akhir ciptaan, di saat akhir hari Jumat antara Ashar sampai malam.’” (HR Muslim).

Kemudian terkait tahun kelahiran Nabi pada tahun gajah juga memiliki hikmah luar biasa.

Sebelum ditetapkan sistem penanggalan pada masa kekhalifahan Umar bin Khattab, bangsa Arab biasa menjadikan peristiwa-peristiwa besar sebagai titimangsa setiap kejadian.

Baca Juga: Buya Syafii Wafat, Pengurus PP Muhammadiyah Kenang Kesederhanaannya



Penyerangan Kakbah oleh tentara gajah Raja Abrahah merupakan tragedi terbesar yang dialami orang Arab saat itu, sebab Kakbah merupakan simbol sakral agung bagi semua penduduk Makkah ketika itu, entah bagi penganut agama tauhid atau musyrik.

Masyarakat Makkah yang tidak mungkin melakukan perlawanan sama sekali karena secara militer masih primitif justru berhasil memukul mundur tentara Abrahah dengan sekawanan ababil yang diutus Allah swt demi memuliakan Nabi Muhammad.

Secara logika, seharusnya pasukan Abrahah yang beragama Nasrani (ahlul kitab) otomatis lebih mulia dari penduduk Makkah yang menyembah berhala.

Baca Juga: Berusia Dua Abad Lebih, Begini Kondisi Masjid Jami’ Kayuapak Sukoharjo

Tetapi, Allah lebih berpihak kepada penduduk Makkah. Hal ini tidak lain merupakan kehendak Allah untuk memuliakan kota Makkah, tempat yang lima puluh hari setelah itu lahir seorang nabi akhir zaman.

Artinya Nabi sudah ada dalam kandungan Siti Aminah saat penyerangan terjadi.

Secara tidak langsung, seolah Allah berpesan, “Wahai suku Quraisy sekalian, kami menolong kalian dengan mengalahkan Habasyah bukan karena kalian lebih mulia (dari para ahlul kitab). Kami hanya ingin menjaga Ka’bah yang kelak akan kami muliakan dan kami agungkan dengan diutusnya nabi yang ummi.” (Ibnu Katsir, Tafsîr Al-Qur’anil ‘Azhîm, tanpa tahun: juz XIV, h. 455).

Sumber tulisan: Ustadz Muhamad Abror, penulis keislaman NU Online, alumnus Pondok Pesantren KHAS Kempek Cirebon dan Ma’had Aly Saidusshiddiqiyah Jakarta.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya