SOLOPOS.COM - Pemilik Warung Tengkleng Mbak Diah, Bakdiah. (Solopos-Magdalena Naviriana Putri)

Solopos.com, SUKOHARJO – Kelezatan menu tengkleng kambing di Warung Tengkleng Mbak Diah di kawasan Tanjunganom, Kwarasan, Grogol, Sukoharjo, tak diragukan lagi. Tak cuma masyarakat umum, kalangan pejabat hingga Presiden ke-2 RI Soeharto pun menggemari masakan di warung yang berdiri sejak 28 tahun lalu itu.

Lalu apa rahasia kelezatan masakan Warung Tengkleng Mbak Diah? Pemilik warung, Bakdiah, 70, saat ditemui Solopos.com di sela-sela menyiapkan pesanan pelanggan, Selasa (14/6/2022), menjelaskan bumbu yang dia pilih dalam memasak tengkleng sebenarnya tidak ada rahasia khusus. Namun hampir seluruh rempah masuk di kuah tengkleng bikinannya.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Karena olahannya itu, tengkleng racikannya menjadi langganan keluarga Cendana saat pulang kampung ke Kota Solo. Dia juga sering kali diminta mengirim masakannya ke Jakarta atas pesanan keluarga Pak Harto. Dalam wawancara sebelumnya di tahun 2020 lalu, Bakdiah mengaku terus mempertahankan bumbu  tersebut sehingga rasanya terjaga.

Tengkleng Mbak Diah selalu ramai pembeli. Tak hanya pembeli lokalan saja, namun warga luar kota yang tengah berlibur ataupun mudik ke Kota Solo dan sekitarnya.  “Alhamdulillah pejabat yang datang ke Solo, pasti mampir ke sini. Seperti Pak JK, pak menteri dan pejabat pusat lainnya,” kata dia.

Ekspedisi Mudik 2024

Baca juga: Sehari 40 Ekor Kambing, Ini Istimewanya Tengkleng Mbak Diah Sukoharjo

Ya, jika pengunjung memasuki kawasan warung makan yang ada di gang kecil itu tercium bau semerbak menu masakan. Meskipun terbilang langganan pejabat, harga aneka makanan yang ditawarkan di Warung Tengkleng Mbak Diah cukup terjangkau mulai dari Rp30.000/porsi.

“Harganya kalau tengkleng [kuah] Rp40.000, [tengkleng] gongso Rp60.000, sumsum Rp50.000, tongseng Rp30.000, satai Rp30.000,” kata Bakdiah.

Dijelaskan dia, tengkleng gongso yang menjadi menu favorit disajikan dalam suguhan setengah kering dan dimasak dengan kuah kecap. Sedangkan satai berupa satai buntel dengan sajian per porsi dua tusuk dan satai biasa disajikan enam tusuk per porsi dengan harga sama.

Baca juga: Resep Tengkleng Solo untuk Sajian Spesial Iduladha

Bakdiah menguraikan dalam sehari mampu menghabiskan 25 ekor hingga 40 ekor kambing yang telah diolah menjadi aneka masakan setiap harinya. “Biasanya bisa 25 [ekor] kambing, kalau dulu sebelum pandemi 40 [ekor] kambing. Kalau sekarang ini setelah Lebaran alhamdulilah bisa 25 [ekor] kambing. Kalau yang paling diminati tengkleng kuah dan tengkleng gongso,” jelasnya.

Pengunjung asal Manang, Baki, Sukoharjo, Agung Suprianto, 42, mengaku sering mampir bersama rombongannya untuk makan siang di Warung Mbak Diah. “Rasanya mantap, enak, bumbunya merasuk, dagingnya empuk. Pokoknya mantap gak ada duanya. Biasanya pesan yang tengkleng kuah ini. Kaki saya cuma dua tapi tidak bisa dihitung kesini berapa kali,” jelasnya sambil tertawa.

Sementara itu, salah satu pembeli dari Solo, Sumarno mengaku sudah menjadi langganan Tengkleng Mbak Diah sejak lama. Dari segi bumbu, dia mengatakan tengklengnya berbeda dengan yang lain. “Tengklengnya tidak amis dan prengus. Kuahnya sangat enak dan dagingnya enggak alot,” katanya beberapa waktu lalu.

Baca juga: 2 Menu Andalan Warung Tengkleng Mbak Diah Sukoharjo Favorit Pejabat RI

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya