SOLOPOS.COM - Ilustrasi keripik singkong Matoh buatan Bojonegoro (matoh.co.id)

Solopos.com, SOLO — Keripik singkong merupakan salah satu camilan yang sangat familier bagi lidah orang Indonesia. Kini keripik singkong pun sudah menembus pasar dunia, khususnya buatan Bojonegoro, Jawa Timur.

Keripik singkong buatan PT Parestu Estu Guna kini menembus pasar Amerika Serikat (AS), China, dan Kuwait. Ekspor perdana keripik singkong merek Matoh itu ke AS dilakukan pada awal 2020.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Sebagaimana dikutip dari laman resmi Kementerian Perdagangan (Kemendag), beberapa waktu lalu, produsen keripik singkong Bojonegoro itu merupakaan UKM binaan Kemendag.

Mereka menjadi UKM binaan program pendampingan ekspor dari Balai Besar Pendidikan dan Pelatihan Ekpor Indonesia (PPEI) Direktorat Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional (PEN) Kemendag sejak 2018.

Ekspedisi Mudik 2024

Baca Juga: Sudah Diresmikan, Pasar Legi Ponorogo Belum Boleh Ditempati, Lho?

Keripik singkong Matoh itu diproduksi di Jalan Raya Kabunan Balen, Bojonegoro, Jawa Timur. Dikutip dari laman matoh.co.id, produsen keripik singkong ini berdiri pada 9 Maret 2013.

Disebutkan makanan ringan dari singkong yang diproduksi merupakan kualitas premium dengan menggunakan rempah-rempah khas Indonesia dan tanpa bahan pengawet serta tambahan MSG.

”Produk makanan ringan yang telah diproduksi adalah keripik singkong dengan varian rasa seperti keju, original soya, manis asin, sambal purut, balado, dan sea salt,” tulis mereka.

Diversifikasi Produk

Perusahaan keripik singkong asal Bojonegoro itu tengah melakukan diversifikasi produk yang inovatif dengan terus menambahkan berbagai varian rasa maupun bentuk.

Baca Juga: Nggak Cuma Mobil Listrik, Tesla juga Bikin Powerbank Rumah, Seperti Apa?

Pada 2019 saat melepas ekspor perdana ke China, Direktur Utama PT Pareto Estu Guna Sujono Susilo, menyatakan ekspor ini momentum gairah industri makanan ringan.

”Keripik singkong ini dibuat orang Bojonegoro. Semoga semakin banyak diminati,” ujar dia di Bojonegoro, Jumat 23 Agustus 2019.

Program pendampingan ekspor merupakan kegiatan pembinaan UKM selama setahun. Kegiatan ini dikhususkan untuk para alumni pelatihan Balai Besar PPEI dan berlangsung sejak 2010.

Dalam program ini, perserta memperoleh pengetahuan ekspor secara komprehensif dan memiliki kesempatan menjalin jaringan dalam perdagangan internasional.

Baca Juga: Cuma di Solo Kamu Bakal Menemukan 5 Hal Unik Ini, Apa Saja?

”Pada program tersebut, pelaku usaha mendapat bimbingan mengenai tata cara ekspor dan informasi mengenai negara tujuan ekspor. Di samping itu, para peserta dapat membuka peluang di negaratujuan eskpor didampingi praktisi pelaku ekspor,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya