SOLOPOS.COM - Nasi Kropokhan khas Kabupaten Demak (Instagram/@imade_undip)

Solopos.com, DEMAK — Nasi Kropokhan adalah makanan khas Kabupaten Demak, Jawa Tengah. Makanan ini dipercaya sebagai menu favorit raja-raja masa Kesultanan Demak.

Berdasarkan pantauan Solopos.com di kanal Youtube TRANS7 OFFICIAL, Kamis (11/11/2021), bahan utama untuk membuat nasi kropokhan adalah labu putih yang umum tumbuh di daerah tropis.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Untuk membuatnya, sangrai ketumbar dan jinten hingga aromanya keluar. Kemudian tumis kemiri dengan minyak. Setelah itu, tumbuk ketumbar dan jinten yang disangrai serta kemiri yang ditumis bersama-sama. Tumbuk juga bersama dengan jinten, kemiri dan ketumbar, yaitu lada, bawang merah dan bawang putih supaya makin sedap.

Kemudian, bumbu yang sudah dihaluskan dimasukan ke dalam panci yang berisi kaldu kerbau yang mendidih, masukan garam secukupnya, lengkuas, daun jeruk, daun salam dan asam jawa serta potongan daging kerbau dan potongan labu putihnya. Terakhir, masukan santan dan daun kedondong, aduk-aduk hingga matang.

Baca Juga: Hujan Seharian, 6 Ruas Jalan di Semarang Tergenang Banjir, Ini Datanya

Setelah matang, bisa langsung disajikan dengan nasi hangat dan nasi kropokhan, menu favorit para raja masa kesultanan Demak siap untuk disantap. Nasi kropokhan ini memiliki rasa gurih serta kuat dengan rempah-rempahnya.

Rasa gurih tersebut tentu berasal dari santan yang dicampurkan. Daging kerbaunya juga sangat lunak, ditambah dengan labu putihnya menambah tekstur dan rasa yang nikmat.

Daun kedondong yang ditambahkan memberikan kasiat menurunkan kolesterol sehingga dijamin makanan ini ramah bagi siapapun. Jika ingin menambahkan sensasi pedas, bisa ditambahkan cabai rawit utuh di bagian akhir saat makanan akan matang. Nasi kropokhan ini sangat cocok disantap saat cuaca dingin atau musim hujan karena dapat menambah sensasi kehangatan.

Salah satu ikon kuliner di Kabupaten Demak adalah menggunakan daging kerbau. Hal ini tidak lepas dari pengaruh Sunan Kudus dan anggota Wali Sanga lainnya saat menyebarkan syariat Islam dengan metode seni dan budaya.

Baca Juga: Soto Bangkong Legend di Semarang Berawal dari Pikulan Hlo

Saat itu, budaya Hindu masih melekat di kalangan orang Jawa dan mengonsumsi sapi adalah salah satu pantangannya. Untuk menghormati budaya yang ada, Sunan Kudus mengajarkan untuk menggunakan daging kerbau sebagai konsumsi dan ritual ibadah kurban.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya