SOLOPOS.COM - Para siswa menunjukkan hasil inovasi mereka untuk mendukung menuju Sekolah Adiwiyata Mandiri di SMPN 2 Karangmalang, Sragen. (Istimewa/SMPN 2 Karangmalang)

Solopos.com, SRAGEN — Para siswa di SMPN 2 Karangmalang, Sragen, mempunyai banyak inovasi sebagai Sekolah Adiwiyata tingkat nasional pada 2019 lalu. Kini, sekolah yang memiliki 750 siswa itu bersiap untuk naik kelas menjadi Sekolah Adiwiyata Mandiri pada 2021 ini.

Kepala SMPN 2 Karangmalang, Sragen, Mulyana, saat berbincang dengan Solopos.com, Senin (19/4/2021), menyampaikan untuk menjadi Sekolah Adiwiyata Mandiri ternyata ada persyaratan yang rigit dan harus dipenuhi dengan total skor minimal 95 hingga 100.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Dia menyampaikan kunci dalam sekolah adiwiyata itu lebih pada upaya menanamkan karakter peduli lingkungan kepada para siswa. Sekolah adiwiyata ini diharapkan mampu membentuk karakter siswa yang cinta lingkungan, cinta keindahan. Juga kebersihan, penataan kesehatan, kerapian, pemanfaatan limbah, dan inovasi sekolah.

“Pembelajaran pun diperhatikan, yakni pembelajaran berbasis online menjadi salah satu standar dalam penilaian Sekolah Adiwiyata Mandiri. Banyak inovasi yang diciptakan guru dan siswa. Sekolah kami cukup luas, yakni dua hektare. Kami memanfaatkan lahan kosong itu untuk membuat agrowiyata dengan budidaya papaya kalifornia. Buah pepaya itu diolah menjadi manisan kariya papaya kamalo oleh anak-anak sebagai inovasi siswa,” ujarnya.

Ekspedisi Mudik 2024

Baca juga: 3 Warga dan 1 Guru SMP di Sragen Meninggal Positif Covid-19

Aktivitas para siswa yang asyik praktik membuat inovasi sekolah itu sudah diunggah ke Youtube milik sekolah setempat. Selain inovasi agro wiyata, Mulyana juga memiliki hutan sekolah atau wana wiyata seluas 100 meter x 30 meter. Hutan sekolah itu, ujar dia, ditanami pohon tanaman keras, seperti mahoni dan jati.

“Di Wanawiyata itu menjadi lokasi untuk taman belajar anak. Ada juga kawasan Edupark dengan menyiapkan tiga unit gazebo. Di gazebo-gazebo itulah para siswa istirahat sembari makan membawa makanan sendiri dan belajar,” jelasnya mengenai sekolah Adiwiyata.

Green House

Kepala SMPN 2 Karangmalang, Mulyana (Istimewa-SMPN 2 Karangmalang)
Kepala SMP Negeri 2 Karangmalang, Sragen, Mulyana. (Istimewa/SMPN 2 Karangmalang)

Mulyana menyebutkan inovasi lain yang berkaitan dengan lingkungan hidup untuk menuju sekolah Adiwiyata Mandiri. Seperti Orsida Wiyata atau taman anggrek dan vita wiyata atau kebun anggur. Limbah air wudlu pun dimanfaatkan untuk mengisi kolam lele. Dia mengatakan sekolah juga memanfaatkan sampah daun kering untuk pembuatan pupuk dan seterusnya. Air hujan juga ditampung untuk menyirami tanaman dan mengisi kolam lele.

“Kami memiliki green house yang berfungsi sebagai klinik kesehatan tanaman atau rumah sakitnya tanaman. Ada pula apotek hidup yang luasnya 100 meter persegi. Ada juga hortiwiyata dari anak-anak. Hortiwiyata itu ditanami aneka tanaman hortikultura seperti tomat, terong, Lombok, dan seterusnya. Penanamannya dilakukan siswa per kelas karena setiap kelas mendapatkan jatah kavling kebun sendiri,” ujarnya.

Mulyana menjelaskan hasil hortiwiyata itu kemudian dilelang dan dibeli para guru dan civitas sekolah tersebut. Ukuran kavlingnya, ujar dia, hanya 2 meter x 6 meter sehingga ada 24 kavling yang dipelihara para siswa sendiri. Hasilnya untuk sekadar mengisi kas kelas. Ketika panen pun, ujar dia, yang membeli justru para guru sendiri. “Saat harga cabai rawit serat tembus Rp100.000/kg itu pas para siswa panen Lombok. Sehingga para guru senang karena harga murah. Kegiatan itu juga untuk melatih wirausaha bagi siswa,” ujarnya.

Baca juga: Bupati Belum Keluarkan Rekomendasi, US SD di Karanganyar Batal Tatap Muka

Olahan Makanan

Inovasi lainnya, menurut dia, berupa pembuatan pupuk cair dan pupuk kompos dengan memanfaatkan daun kering dan kertas. Mulyana mengatakan sekolah antiplastik sehingga tidak ada yang membawa plastik saat ke sekolah. “Kertas koran bekas dibuat tempat tisu. Inovasi dalam bentuk olahan makanan juga ada seperti teh sirsat, teh telang, sirup markisa, beras kencur, dan seterusnya. Produk-produk siswa itu rencana diproduksi untuk dijual,” katanya.

Mulyana juga berkerjasama dengan instansi di luar sekolah dalam pengembangan sekolah adiwiyata. Menurut dia, SMPN 2 Karangmalang memiliki dua sekolah binaan yang lolos seleksi Sekolah Adiwiyata tingkat Kabupaten Sragen, yakni SMPN 1 Kedawung dan SMPN 1 Gesi. Keberhasilan SMPN 2 Karangmalang dalam membina sekolah akan menjadi poin tambah bagi sekolah menuju Sekolah Adiwiyata mandiri.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya