Promosi Tanggap Bencana Banjir, BRI Peduli Beri Bantuan bagi Warga Terdampak di Demak
Dalam kesempatan itu, Raditya Dika mengungkapkan berbagai pengalaman pribadinya yang kemudian dia jadikan sebagai inspirasi dalam menulis buku. Dia menjelaskan, inspirasi untuk menulis itu sangat luas, selain dari pengalaman pribadi, ide bisa diambil dari pengalaman unik orang lain, kejadian pahit atau manis, sampai hobi yang digeluti.
Dia pun menegaskan penulis yang baik adalah penulis yang mampu mengubah hal biasa menjadi hal yang unik dan menarik sehingga dapat mengundang rasa penasaran pembaca. Dengan gaya humorisnya yang khas, setiap tingkah laku dan ucapan Raditya Dika saat memberikan materi seringkali mengundang tawa para peserta talkshow.
Salah satu peserta, Anggit Kusumaningtyas, menjelaskan saat itu merupakan kali pertama dirinya mengikuti talkshow menulis kreatif. Dengan kegiatan itu ia mengaku terinspirasi untuk mulai menulis secara kreatif. Selain itu ia bisa belajar banyak untuk bisa menjadi orang yang humoris. “Selama ini saya tidak bisa melucu,” jelasnya saat berbincang dengan Solopos.com.
Kegiatan itu merupakan kerjasama antara Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) Balans Fakultas Ekonomi UMS, Faber-Castell, SOLOPOS dan sponsor lainnya. Selain untuk memberikan inspirasi kepada masyarakat, ketua penyelenggara kegiatan, Sopranita Ajeng Kartika, menjelaskan kegiatan itu juga bertujuan untuk meningkatkan produktivitas pelajar dan mahasiswa dengan menulis.
Sementara itu, Promotion Coordinator PT Faber-Castell International Indonesia, S Wahyuni, menjelaskan menulis kreatif bisa menjadi modal bagi pelajar dan mahasiswa untuk mengasah potensi serta bisa dijadikan sebagai profesi yang menjanjikan di masa depan. Selain itu pihaknya memandang Raditya Dika merupakan salah satu role model atau panutan yang bisa dijadikan inspirasi generasi muda.