SOLOPOS.COM - Ilustrasi berdoa. (Freepik)

Solopos.com, SOLO — Masih menjadi pro-kontra, bagaimana menurut Islam dari pandangan Nahdlatul Ulama (NU) terkait tradisi Rabu Wekasan yang dilakukan masyarakat Jawa pada Rabu terakhir bulan Safar?

Seperti diketahui, pada Rabu Wekasan atau juga dikenal dengan Rabu Pungkasan ini, masyarakat Jawa akan menyelenggarakan banyak ritual adat dengan tujuan menolak bala serta memohon agar diberikan hasil Bumi yang melimpah.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Tradisi ini muncul karena ada keyakinan pada bulan Safar, Allah SWT menurunkan 320.00 sampai 500.000 lebih macam penyakit atau musibah. Untuk mengantisipasi hal tersebut, para ulama menganjurkan memperbanyak ibadah dan doa ketika Rabu Wekasan. Bukan hanya itu, saat Rabu Wekasan kerap dilakukan membaca tahlil bersama, zikir bersama, berbagi makanan dalam bentuk makanan maupun selamatan, hingga salat sunah tolak bala.

Tradisi yang dilakukan turun temurun ini ternyata masih menjadi pro dan kontra dalam Islam. Namun, NU meyakini dalam rukun iman, umat muslim diajarkan bahwa baik dan buruk merupakan takdir Allah SWT.

Baca Juga: Asal Usul Rabu Wekasan, Tradisi Turun Temurun Masyarakat Jawa

Allah berfirman [dalam hadis Qudsi]: “Hamba-Ku ada yang iman dan kafir kepada Ku. Jika ia berkata: “Kami diberi hujan karena anugerah Allah dan rahmat Nya, maka ia iman pada Ku dan kafir dengan bintang.” Jika ia berkata: “diberi hujan karena bintang, maka ia kafir pada Ku dan iman dengan bintang.” (HR al-Bukhari).

Dari dasar hadis di atas, NU soal Rabu Wekasan menurut Islam berpegang terhadap keterangan ahli hadis Syekh Abdurrauf al-Munawi, yang berkata,

Baca Juga: Doa Hari Pertama Haid yang Bikin Nyeri, Dibaca dan Diamalkan Ya!

“Kesimpulannya. Menghindar dari hari Rabu dengan cara merasa sial dan meyakini prediksi peramal adalah haram, sangat terlarang. Sebab semua hari milik Allah. Tidak ada hari yang bisa mendatangkan petaka atau manfaat karena faktor harinya. Kalau bukan karena di atas, maka tidak apa-apa dan tidak dilarang.”

Baca Juga: Penuh dengan Filosofi, Deretan Arti Kata Sekaten dari Berbagai Bahasa

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya