SOLOPOS.COM - Karakter Bu Tejo di film Tilik yang diperankan Siti Fauziah. (Youtube)

Solopos.com, SOLO – Karakter Bu Tejo dalam film Tilik sukses mencuri perhatian hingga menjadi perbincangaan warganet. Karakter yang diperankan seniman Jogja, Siti Fauziah alias Ozie, itu begitu menyentil nilai-nilai kehidupan.

Selama 30 menit sosok Bu Tejo diperlihatkan sebagai tokoh yang menyetir opini ibu-ibu mengenai Dian si kembang desa. Sepanjang perjalanan menuju rumah sakit, ada saja celetukan yang dilontarkan Bu Tejo tentang Dian yang ditanggapi ibu-ibu lainnya.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Dialog Ozie sebagai Bu Tejo sangat ringan, mudah dicerna, bahkan dihafalkan. Tak heran karakter perempuan judes lidah alias julid yang membuat banyak orang gemas.

Begini Keseharian Ozie Pemeran Bu Tejo di Film Tilik, Julid dan Nyinyir? 

Berikut beberapa celetukan khas Bu Tejo yang menggelitik:

Solutif

Di akhir film, Bu Tejo mengusulkan rombongan ibu-ibu yang tidak bisa menengok Bu Lurah berwisata ke Pasar Beringharjo daripada pulang dengan tangan hampa. Usulan ini pun disambut meriah oleh rombongan yang sudah datang jauh-jauh ke rumah sakit di Kota.

Bu Tejo lantas dengan senyum penuh kemenangan mengatakan, "dadi wong ki sing solutip ngono yo (Jadi orang itu yang solutif gitu hlo)."

Lengkap! Ini Kronologi Pembunuhan Sadis 1 Keluarga di Baki Sukoharjo Akibat Pelaku Terjerat Utang 

Tak Cokot Hlo

Bu Tejo adalah sosok perempuan yang vokal. Dalam salah satu adegan dia dengan berani memprotes polisi yang menghalangi perjalanan mereka lantaran menyalahi peraturan lalu lintas.

Dari bak truk Bu Tejo berteriak "iki keadaannya darurat, mbok tolong tho, Pak. Nuraninya itu hlo dipakai Pak. Empatinya, Pak. Ya Allah! Pak polisi nek ngeyel, tak cokot tenan hlo! (Pak Polisi kalau berkukuh saya gigit betulan)"

Urip dewe abot

Dalam film Tilik Bu Tejo menceritakan keinginan suaminya menjadi lurah. Dia pun diam-diam membicarakan sosok ideal untuk menjadi lurah, yakni bukan orang lajang seperti Bu Lurah.

"Wis wayahe desane dewe butuh lurah sing cak-cek-sak-set, ngono hlo. Tur ora single! Nek single kuwi nggowo uripe dewe wis abot. (Sudah waktunya desa kita butuh lurah yang cak-cek-sak-set, gitu hlo. Terus jangan yang single! Kalau single, mengurus hidupnya sendiri saja sudah berat)," tuturnya.

Dulu Cuma Rp20.000, Berapa Bayaran Mbah Minto Klaten Sekarang?

Punya HP jangan cuma buat gaya

Di awal film dimulai Bu Tejo mulai membicarakan haal-hal buruk tentang sosok Dian. Dia pun memperlihatkan foto si kembang desa bersama lelaki melalui ponselnya.

Dia kemudian menegaskan kepada ibu-ibu lain untuk memanfaatkan HP dengan baik, bukan hanya sekadar gaya.

"Mangkane, tha nduwe hape kuwi ora mung dinggo nggaya thok. Ning nggo golek informasi ngono hlo, yo! (Makanya kalau punya HP itu jangan buat gaya saja. Buat cari informasi, gitu hlo!)," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya