SOLOPOS.COM - Kawasan Sheikh Hamad di Jalur Gaza yang dibangun atas sumbangan pemerintah Qatar (Bbc.o.uk)

Warga Gaza khawatir terkena dampak negatif memburuknya hubungan Qatar dengan sejumlah negara Arab.

Solopos.com, GAZA – Sejumlah warga yang menetap di Jalur Gaza, Palestina, mengkhawatirkan memburuknya hubungan diplomatik Qatar dengan sejumlah negara Arab. Sebab, Qatar merupakan salah satu negara pemberi sumbangan terbesar bagi penduduk yang di wilayah sengketa tersebut.

Promosi Sukomulyo Gresik Pemenang Desa BRILiaN Kategori Pengembangan Wirausaha Terbaik

Dilansir BBC, Selasa (20/6/2017), pemerintah Qatar memberi sumbangan yang sangat besar untuk membangun tempat tinggal dan fasilitas umum bagi warga Jalur Gaza yang diberi nama kompleks Sheikh Hamad. Di kawasan itu dibangun rumah, sekolah, masjid, toko, serta taman bermain untuk anak-anak. Selama ini, warga yang menempati wilayah itu hidup dengan tenang. Namun, mereka mulai khawatir akan terkena imbas dari krisis di Qatar.

Ekspedisi Mudik 2024

“Kami akan menjadi korban. Semua bantuan khususnya uang dan pekerjaan akan terhenti jika konflik ini terus berlanjut, ujar Baha Shalaby, salah seorang warga di kawasan tersebut.

Dalam beberapa tahun terakhir, pemerintah Qatar telah menggelontorkan uang senilai ratusan juta dolar uang untuk membangun rumah, rumah sakit, dan fasilitas umum lainnya di Jalur Gaza. Konflik yang tak jelas ujungnya itu membuat masyarakat khawatir. Sebab, belakangan ini, beberapa negara mencoba mengisolasi Qatar secara ekonomi dan menuduhnya mendukung aksi terorisme.

“Qatar merupakan investor penting untuk Gaza. Memburuknya hubungan diplomatik Qatar dengan sejumlah negara Arab mungkin akan membuat segalanya menjadi lebih sulit. Sebab, Qatar tentu tidak akan bisa memberikan bantuan dengan mudah,” tutur Sekretaris Jenderal Norwegian Refugee Council, Jan Egeland, seperti dikutip Solopos.com dari Al Jazeera, Rabu (21/6/2017).

Sementara itu, menurut Hanafi Sadallah, salah seorang mandor yang bertugas memperbaiki jalan di Gaza mengatakan, kondisi itu akan membuat masyarakat kehilangan pekerjaan. Pasalnya, sebanyak 40 persen warga Gaza tidak memiliki pekerjaan. Selama ini, Palestina adalah salah satu negara yang memiliki tingkat pengangguran tertinggi di dunia.

“Kami memiliki banyak pekerja yang menjadi tulang punggung keluarga. Jika kondisi ini dibiarkan berlarut-larut, maka mereka akan kehilangan pekerjaan. Padahal, tingka pengangguran di Gaza sangat tinggi,” kata hanafi Sadallah.

Kondisi tersebut disebabkan lantaran sejumlah negara Arab seperti Arab Saudi, Uni Emirat Arab (UEA), Mesir, Yaman, dan Libya, menuding Qatar memberikan dukungan kepada kelompok keagamaan radikal. Pemutusan hubungan diplomatik ini tidak terjadi begitu saja. Sebelumnya, pada 2014, Arab Saudi, Bahrain, dan UEA menarik duta vesar mereka dari Qatar selama beberapa bulan sebagai protes atas tudingan campur tangan dalam urusan negara.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya