SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

<p><strong>Semarangpos.com, SEMARANG &mdash;</strong>&nbsp;Pascapeledakan bom bunuh diri di gereja Kristen dan Katolik di Surabaya, Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jateng mendesak polisi untuk mempertebal pengawasan pada sekolah-sekolah berpaham radikal.</p><p>PWNU Jateng menyebut satu lembaga pendidikan di Kota Semarang terindikasi menyebarkan radikalisme. "Dari hasil penelitian yang dilakukan pusat studi NU di Semarang, ada satu lembaga pendidikan Islam yang harus diawasi ketat.&nbsp;Mereka tidak mau menyanyikan lagu kebangsaan, menolak Pancasila, dan bendera merah putih," ungkap Wakil Rois Syuriah Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Tengah, Muhammad Adnan, saat menggelar pertemuan dengan umat lintas iman di kantornya Jalan Dr Cipto, Semarang, Minggu (13/5/2018).</p><p>Menurut Adnan, penyebaran paham radikal tersebut menguat lantaran pengelola sekolah tersebut berulang kali menolak menyanyikan lagu-lagu kebangsaan Indonesia. Dia tidak menyebut secara jelas mengenai identitas sekolah dimaksud, Adnan menegaskan guru di sekolahan itu juga bercadar. Bahkan, pengelola sekolah tersebut juga tak mau memasang lambang Pancasila dan menolak menggelar upacara bendera.</p><p>Dikatakan Adnan, seharusnya ada langkah-langkah preventif untuk menindak tegas pengelola sekolah tersebut. Apalagi, kata Adnan, temuan sekolah radikal itu sudah terjadi sejak setahun lalu.</p><p>Adnan mengungkapkan aparat kepolisian tak perlu lagi takut melanggar hak asasi manusia (HAM). Sebab, ajaran pada sekolahan itu berpotensi menjadi ancaman karena mengarah pada paham radikal.</p><p>"Yang menggelikan, mereka ini malah mendapat pendanaan dari APBN. Padahal jelas mereka tidak mau mengakui lambang negara Indonesia," tuturnya.</p><p>Dia menduga masih ada paham radikal yang disusupkan ke sejumlah sekolah lainnya. Karenanya, pihaknya mendorong aparat mengawasi sekolah-sekolah agama mengingat proses pendataannya lebih mudah ketimbang lembaga lainnya</p><p>Ketua PWNU Jawa Tengah, Abu Hafsin menuturkan sejak dua tahun lalu, masih ada 18 organisasi kemasyarakatan di Kabupaten Sukoharjo yang berpotensi menjadi gerakan terorisme. "Apakah karena basis NU di Solo tidak terlalu kuat, maka potensi ajaran yang mengarah pada terorisme menjadi sangat kuat. Hal itu sedang kita dalami terus," katanya.</p><p><em><strong><a href="http://semarang.solopos.com/">KLIK</a> dan <a href="https://www.facebook.com/SemarangPos">LIKE</a> di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya</strong></em></p>

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya