SOLOPOS.COM - Pengurus Majelis Kesehatan dan Sosial (MKS) Pimpinan Wilayah Aisyiyah (PWA) Jateng menampilkan sejumlah produk karya orang berkebutuhan khusus di lokasi Muktamar Aisyiyah, GOR Universitas Muhammadiyah Surakarta, Sukoharjo, Minggu (20/11/2022). (Solopos.com/Wahyu Prakoso)

Solopos.com, SUKOHARJO–Pimpinan Wilayah Aisyiyah (PWA) Jateng menyediakan layanan pijat kepada para peserta maupun penggembira Muktamar ke-48 Muhammadiyah dan Aisyiyah di GOR Universitas Muhammadiyah Surakarta, Sukoharjo. Para pemijat merupakan difabel netra.

Pantauan Solopos.com, ada lima orang yang memberikan layanan pijat secara bergantian sejak Sabtu atau hari pertama muktamar. Program tersebut merupakan upaya yang dilakukan Majelis Kesejahteraan dan Sosial (MKS) berkolaborasi dengan Majelis Hukum dan Hak Asasi Manusia PWA Jateng.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Ada delapan majelis serta dua lembaga PWA Jateng yang memamerkan program unggulan di UMS. Upaya itu untuk memeriahkan muktamar dari PWA Jateng yang merupakan tuan rumah Muktamar ke-48 Muhammadiyah dan Aisyiyah.

MKS dan Majelis Hukum dan HAM PWA Jateng juga menampilkan sejumlah produk orang berkebutuhan khusus, antara lain sabun mandi. Dan menampilkan karya anak-anak panti asuhan berupa produk ecoprint.

Ekspedisi Mudik 2024

Baca Juga: Siti Walidah, Pejuang Pendidikan bagi Perempuan Muslim di Indonesia

Ketua MKS PWA Jateng Fatin Fatimah menjelaskan difabel netra menjadi perhatian khusus MKS PWA Jateng karena bicara sosial. Difabel ada ketidaksetaraan dengan nondifabel.

“Kami mengangkat mereka supaya berdaya secara sosial dan secara ekonomi,” kata dia berbincang dengan Solopos.com.

Dia mengatakan sejumlah upaya dilakukan dalam pemberdayaan difabel netra, antara lain sosialisasi tentang difabel dalam perspektif Islam. Pemberdayaan bidang sosial dan ekonomi supaya mereka tidak merasa didiskriminasikan.

“Karena curhatnya begitu, ada yang pintar kalau campur dengan yang nondifabel merasa kurang. Kemudian masalah ekonomi mohon maaf masih kurang, itu menjadi prioritas kami. Bagaimana kemandirian secara akidah, kesehatan, ekonomi, sosial,” ungkapnya.

Dia mengatakan difabel netra sangat peka, misalkan dapat menghafalkan suara orang lain sehingga sulit untuk membohongi disabilitas netra. Program pemberdayaan ekonomi yang diberikan berupa keterampilan pijat.

Baca Juga: 7 Nama Formatur Terpilih PP Aisyiyah Ditetapkan, Ini Daftarnya

Menurut dia, PDA Jateng telah memberikan pengetahuan serta keterampilan kepada 25 difabel netra di Soloraya baru-baru ini. Mereka kalangan usia sekolah hingga mayoritas peserta dewasa.

“Mereka sudah memulai pijat dan kami tajamkan dengan ilmu tambahan ternyata bisa lebih cepat berkembangnya,” papar dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya