SOLOPOS.COM - Erupsi Gunung Semeru terlihat dekat dari Desa Oro-oro Ombo, Kecamatan Pronojiwo. (Antara/HO/warga Desa Oro-oro Ombo)

Solopos.com, LUMAJANG – Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menyatakan material lontaran abu vulkanik Gunung Semeru di Jawa Timur dapat tersebar lebih jauh, bergantung pada arah dan kecepatan angin.

Sebagaimana dikutip dalam siaran pers yang disiarkan di laman resmi PVMBG Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral pada Minggu (5/12/2021), peningkatan aktivitas vulkanik Gunung Semeru juga menghadirkan potensi bahaya lain, yakni lontaran batuan pijar di sekitar puncak serta awan panas guguran dan guguran batuan dari kubah/ujung lidah lava ke sektor tenggara dan selatan dari puncak.

Promosi Direktur BRI Tinjau Operasional Layanan Libur Lebaran, Ini Hasilnya

Pada Sabtu (4/12/2021), pukul 14.50 WIB teramati awan panas guguran dengan jarak luncur empat kilometer dari puncak Gunung Semeru atau dua kilometer dari ujung aliran lava ke arah tenggara (Besuk Kobokan). “Tetapi hingga saat ini sebaran dan jarak luncur detail belum dapat dipastikan,” demikian menurut keterangan PVMBG.

Ekspedisi Mudik 2024

Baca juga: Catatan Erupsi Gunung Semeru Sejak 1818-2021

Menurut PVMBG, hasil pengamatan visual menunjukkan bahwa guguran dan awan panas guguran diakibatkan oleh ketidakstabilan endapan lidah lava.

PVMBG menambahkan, aktivitas vulkanik Gunung Semeru pada 1 dan 4 Desember 2021, merupakan erupsi sekunder. Hasil analisis data kegempaan tidak menunjukkan adanya kenaikan jumlah dan jenis gempa yang berasosiasi dengan suplai magma/batuan segar ke permukaan.

Menurut pengamatan PVMBG pada hari ini, Gunung Semeru melontarkan awan panas guguran dengan jarak luncur 4.000 meter dari puncak atau 2.000 meter dari ujung aliran lava ke tenggara (Besuk Kobokan).

Baca juga: Misteri Gunung Semeru: Paku Bumi Jawa Ditancapkan Para Dewa

PVMBG juga mendeteksi gempa vulkanik yang berkaitan dengan letusan, guguran, dan hembusan asap kawah, yang terdiri atas 34 kali gempa letusan, dua kali gempa awan panas guguran, 13 kali gempa guguran, 15 kali gempa hembusan, dan satu kali gempa tektonik jauh.

Berdasarkan hasil pemantauan visual dan instrumental serta potensi ancaman bahayanya, PVMBG menyatakan bahwa tingkat aktivitas Gunung Semeru masih berada pada Level II (Waspada).

Dalam status Level II (Waspada), warga dan wisatawan diminta tidak beraktivitas dalam radius satu kilometer dari kawah/puncak Gunung Semeru dan pada jarak lima kilometer dari arah bukaan kawah di sektor selatan tenggara.

Warga juga diminta mewaspadai kemungkinan munculnya awan panas guguran, guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai/lembah yang berhulu di puncak Gunung Semeru, terutama di sepanjang aliran Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sarat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya