SOLOPOS.COM - Foto Ilustrasi JIBI/Harian Jogja/Antara

Foto Ilustrasi
JIBI/Harian Jogja/Antara

GUNUNGKIDUL-Sedikitnya 122 dari 185.000 siswa di Gunungkidul mengalami putus sekolah karena keterbatasan biaya. Data dari Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Disdikpora)) Gunungkidul, siswa putus sekolah tersebut terdiri 51 siswa SD, 36 SMP/MTs dan 135 siswa SMK dan sederajat.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Kepala Bidang Pendidikan Menengah Bahron Rasyid mengatakan, ada beberapa faktor yang menyebabkan anak putus dari sekolah. Di antaranya, faktor ekonomi dan sosial.

Faktor sosial, kata Bahron, didominasi lingkungan yang banyak anak seusia sekolah sudah bekerja, “Seperti kemarin saya mendatangi 3 siswa SMP di Saptosari yang tidak ikut Ujian Nasional ternyata mereka ikut bekerja di Tangerang,” katanya, Minggu (26/5)

Sementara untuk siswa SD yang putus sekolah, Disdikpira jarang menemui kedua faktor tersebut. Melainkan karena lebih pada orangtua yang karena rumahnya pindah, lalu memindahkan anaknya tanpa mengikuti administrasi semacam surat pindah.

Untuk siswa putus sekolah karena faktor ekonomi, kata Bahron, pihaknya sudah melakukan berbagai upaya pembujukan dengan mendatangi rumah-rumah.

Biaya anak rentan sekolah juga tersedia baik dari APBD Kabupaten Gunungkidul, APBD DIY maupun anggaran nasional.
“Bantuan juga dengan program keluarga harapan bagi keluarga miskin yang memiliki anak usia sekolah,” katanya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya