SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solopos.com–Tak selamanya buah selalu jatuh tidak jauh dari pohonnya. Pepatah inilah yang mungkin pas, disandangkan kepada Sersan Mayor Satu Udara Karbol (Sermatukar) Yanifa Eska Siswiyanto.

Bagaimana tidak? Dibandingkan dengan dua lulusan terbaik lainnya yang bakal mendapatkan penghargaan Adhi Makayasa, yakni Sersan Mayor Satu Kadet (Sermatukad) Rian Risky Putranto, dari Akademi Angkatan Laut (AAL) dan Sersan Mayor Satu Taruna Hendric Pardamean Hutagalung, alumnus Akademi Militer (Akmil) Magelang, Yanifa yang juga lulusan terbaik Akademi Angkatan Udara (AAU) 2011 ini memiliki latar belakang keluarga yang berbeda.

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

Rian Risky Putrantio merupakan putra dari Wakasal saat ini yakni Laksamana Madya TNI Marsetio, sedangkan Hendric Pardamean Hutagalung merupakan putra dari Biller Hutagalung, seorang wiraswasta. Sementara Yanifa Eska Siswiyanto  merupakan putra dari Fajar Sasongko, 46, seorang guru SD di Ampel Boyolali.  “Sebagai anak guru SD saya bangga bisa menjadi lulusan terbaik di AAU. Semua ini berkat doa dan dukungan dari orang tua saya,” kata Rian, di AAU kemarin.

Yanifa menceritakan tiga tahun lalu, dirinya sempat gamang untuk melanjutkan keinginannya masuk menjadi taruna karbol dan menggapai cita-citanya menjadi pilot pesawat tempur. Kedua orang tuanya, Fajar Sasongko dan Titik Suryani, 45, sempat berpikir dua kali untuk meneruskan pendidikan anaknya di AAU, mengingat banyaknya kecelakaan udara.

“Awalnya saya memang sedikit khawatir. Terutama di tahun-tahun awal, mengingat banyak kecelakaan pesawat. Namun setelah saya tahu bagaimana sistem pendidikan di AAU dan TNI AU, saya tidak khawatir lagi,” kata Fajar menambahkan.

Fajar pun sempat tak habis pikir, mengapa anaknya bisa menjadi lulusan terbaik. Baik Fajar maupun Titik tak pernah membayangkan jika anaknya mampu bersaing dengan sejumlah taruna karbol yang memiliki latar belakang yang cukup baik. Padahal persaingan di AAU cukup berat.

“Alhamdulillah anak saya bisa bertahan di AAU. Dia bisa tetap menjaga ranking yang sempat didapatkan saat menempuh pendidikan tahun pertama di Candradimuka. Semoga kedepan bisa lebih baik,” harap Fajar.

Sementara bagi Yanifa menjadi lulusan terbaik sebenarnya bukan ambisinya. Keberhasilannya dalam meraih Adhi Makayasa tidak lepas dari dukungan teman-teman seangkatan dan juga doa restu dari orang tua serta pacarnya.

“Saya hanya ingin jadi pilot tempur itu saja. Dan itu hanya bisa saya dapatkan melalui pendidikan di AAU. Mendapatkan gelar lulusan terbaik tentu bangga, apalagi dengan prestasi yang saya dapatkan bisa mengantar kedua orang tua saya bertemu dengan bapak Presiden. Jarang sekali orang awam bisa bertemu dengan presiden,” ucapnya.

Diungkapkan Yanifa selain dukungan dukungan teman-teman seangkatan dan juga doa restu dari orang tua serta pacarnya, terdapat kesan yang tidak bisa dilepaskannya selama menempuh pendidikan di AAU.  Jebolan SMA Taruna Nusantara Magelang tahun 2007 itu mengaku mendapatkan banyak masukan dari dua kakak angkatannya yang juga berasal dari Ampel, Boyolali.

”Saya banyak mendapatkan pelajaran berarti dari Kapten Penerbang Agus Dwi dan juga Kapten Penerbang Putut Handiro. Keduanya yang banyak memberikan masukan kepada saya, selain orang tua dan pacar saya,” terangnya.

Sebelum memilih masuk AAU, Yanifa mengaku tertarik menjadi pilot tempur karena terinspirasi dari putra guru TK Pertiwi yang mengajarnya. Putra Tri, guru TK tempat Yanifa meraih pendidikan pertama di usia dini itu berhasil menjadi pilot tempur setelah menempuh pendidikan di AAU dan SMA Taruna Nusantara.

”Putra Bu Tri yang  menginspirasi saya. Dari situ saya ikuti langkahnya dengan masuk ke SMA Taruna Nusantara sebelum saya mendapatkan pendidikan disini,” tutur dia.

Meski memiliki predikat lulusan terbaik, namun Yanifa mengaku tidak akan memilih untuk ditempatkan di daerah manapun. Pengabdian kepada negara menjadi salah satu alasan kenapa pria kelahiran Boyolali 11 Oktober 1988 itu akan menerima konsekuensi ditempatkan dimanapun. ”Saya tidak akan pilih-pilih. Semua ini karena tugas negara,” pungkasnya.

(Harian Jogja/Jumali)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya