SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Rumah rusak akibat puting beliung (ilustrasi)

Bantul (Solopos.com)--Puting beliung yang melanda wilayah Kecamatan Piyungan, Rabu (30/11/2011), memporakporandakan atap 54 rumah warga. Hingga Kamis (1/12/2011) siang, sebagian warga masih mengaku trauma.

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

“Semua panik dan langsung keluar rumah meski masih gerimis. Situasinya sama persis dengan gempa 2006 silam,” kata Sugiyem, 55, warga RT 7 Dusun Nganyang, Sitimulyo, Piyungan di rumahnya.

Nenek dua cucu itu menuturkan, puting beliung yang terjadi sekitar pukul 15.00 WIB itu menggila sekitar 15 menit setelah diawali gerimis. Mendung tebal dan kabut pekat saat kejadian membuat jarak pandang sangat terbatas. “Yang terdengar hanya suara bising karena atap seng yang terbanting dan terseret angin di jalanan,” kenangnya.

Senada diutarakan Sumedi, 50, warga Dusun Ngablak, Sitimulyo, Piyungan. “Pusaran angin itu meluncur deras dari timur dan langsung menghantam rumah saya,” ujarnya. Alhasil, bangunan rumah berlantai dua yang tepat di selatan Pasar Ngablak itu mengalami kerusakan paling parah.

Dari pantauan wartawan, hampir semua genteng di lantai dua rumah Sumedi hancur disapu angin dan menimpa kios-kios pasar di bawahnya. Kencangnya angin juga merobohkan atap garasi. Sebagian asbes dan seng yang memayungi teras rumahnya juga tersingkap.

Ditemui di kompleks gedung DPRD Bantul, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bantul Dwi Daryanto mengatakan puting beliung melanda tiga dusun di Desa Sitimulyo, Piyungan. Tiga dusun itu adalah Nganyang, Ngablak dan Banyakan.

“Total rumah yang rusak atapnya ada 54. Tidak ada korban jiwa,” jelasnya.
Kerusakan paling banyak terjadi di Dusun Nganyang, yaitu sekitar 35 rumah rusak ringan. Sedangkan di Nganyang dan Ngablak masing-masing ada 16 rumah dan 3 rumah yang mengalami kerusakan ringan.

Menurut Dwi, ketiga dusun itu memang kerap disapu puting beliung. Sebab, posisi ketiga dusun itu terapit dua bukit. Sehingga, potensi angin kencang membentuk pusaran yang berujung puting beliung sangat besar. “Data hasil survei sementara, kerusakan materi akibat puting beliung itu sekitar Rp28 juta,” ungkapnya.

Dwi menambahkan, warga yang rumahnya rusak karena puting beliung bisa mengajukan permohonan bantuan melalui pemerintah desa. Selanjutnya, pemdes setempat akan mengajukan ke Kecamatan dan diteruskan ke BPBD. “Dana stimulan itu akan kami sampaikan ke Pemkab Bantul. Kami juga akan lakukan survey ulang,”pungkas Dwi.

(JIBI/Harian Jogja/lis)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya