SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

BANTUL— Hujan deras disertai angin kencang melanda sebagian wilayah Kabupaten Bantul, Rabu (12/12/2012) siang. Akibatnya sejumlah bangunan rusak dan pohon bertumbangan. Tidak ada korban jiwa dalam kejadian ini.

Puting beliung yang terjadi di Bantul merupakan kejadian kedua kalinya pada minggu ini. Sebelumnya pada Minggu (9/12) wilayah Pleret dan Piyungan juga dilanda peristiwa serupa. Dalam kejadian, kemarin, sebuah pohon yang berada di depan kantor Badan Pemeriksa Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Perwakilan Provinsi DIY, Jl. Parangtritis Km 5.5, Sewon, tumbang dan melintang di jalan sekitar pukul 13.30 WIB.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Beruntung tidak ada pengguna jalan yang menjadi korban saat pohon itu tumbang. Meski demikian, melintangnya pohon di tengah badan jalan itu sempat membuat arus lalu lintas tersendat. Menggunakan sebuah gergaji mesin, sejumlah tim reaksi cepat (TRC) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (Bantul) berhasil mengevakuasi pohon itu sekitar pukul 14.00.

Tak hanya itu, kencangnya angin saat hujan deras mengguyur memaksa sebagian pengendara sepeda motor yang melintas di Jl. Parangtritis untuk menepi. Selain karena jarak pandang terbatas, derasnya hujan juga menimbulkan genangan air yang cukup dalam di sepanjang jalan. Kondisi tersebut kian diperparah dengan padamnya aliran listrik di sejumlah kecamatan.

Di Desa Panggungharjo, Sewon ada dua bangunan yang rusak sedang. Salah satunya gudang dan tempat pembuatan patung CV. Emje Stone di Sawit, yang mengalami kerusakan pada atap. Ditaksir kerugian mencapai Rp5 juta.

Selain itu, rumah Ari Sutiati,52, warga Prancak, Glondong, Panggungharjo juga tertimpa pohon di kamar belakang. Sardiyanto, 25, karyawan CV. Emje Stone mengungkapkan sekitar pukul 14.00 WIB, melihat angin yang kencang dari arah selatan. Angin tersebut berputar-putar dan terlihat seperti gumpalan awan yang lantas membuat seng-seng gudang berterbangan.

“Saat itu masih hujan, ada angin gemuruh dan bergerak berputar dari arah selatan ke utara, bentuk dan warnanya seperti awan putih,” ucap dia di lokasi kejadian, Rabu (12/12) sore.

Sardi pun yang saat itu bersama temannya Mujari, 30, langsung bersembunyi di bawah meja karena takut terjangan angin. Senada diungkapkan Mujino,50, yang rumahnya tepat berada di depan gudang terebut. Saat itu, Mujino melihat angin yang berbentuk seperti awan berada di atas atap gedung. “ Saya sangat khawatir kok pegawainya tidak pada keluar,” ungkap dia.

Ari Sutiati juga mengungkapkan hal yang senada. Ia yang saat itu langsung ke luar rumah dengan di bopong anak laki-lakinya, Triadmojo mengaku sempat melihat pusaran angin yang bergerak dari arah selatan ke utara. “Saya kan sedang sakit dan tidur di kamar bawah, anak saya di kamar atas. Saya langsung digendong anak saya yang dengan cepat turun ke luar. Ya sangat beruntung kalau tidak saya bisa tertimpa pohon yang menimpa kamar saya,” papar dia.

Sumarni,42, warga Jajaran, Sawit Rt 01, juga mengatakan mendengar suara gemuruh. “ Saya teringat saat gempa 2006 lalu, ya tadi sangat mencekam, kami semua takut,” ungkap dia. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya