SOLOPOS.COM - Presiden Rusia, Vladimir Putin. (Reuters)

Solopos.com, MOSKOW — Rusia mengklaim telah menyelesaikan misi penghancuran infrastruktur militer utama Ukraina, termasuk gudang senjata, gudang amunisi, serta sistem penerbangan dan pertahanan udara.

Hal itu diungkapkan Presiden Rusia Vladimir Putin, Sabtu (5/3/2022) dalam pertemuan dengan para perempuan awak penerbangan dari beberapa maskapai Rusia.

Promosi BRI Group Berangkatkan 12.173 Orang Mudik Asyik Bersama BUMN 2024

Menurut Putin, pasukan Rusia akan memenuhi seluruh tugas yang telah diberikan dan operasi di Ukraina berjalan sesuai rencana dan jadwal.

Putin mengungkapkan hal itu menanggapi gelombang baru sanksi dari negara-negara Barat dan mengatakan sanksi-sanksi tersebut serupa dengan “deklarasi perang.”

Ekspedisi Mudik 2024

Baca Juga: Tuchel Kecam Fans Chelsea yang Ejek Abramovich Terkait Invasi Rusia

Ditegaskan oleh Putin bahwa status keadaan darurat tidak perlu diberlakukan di Rusia.

“Meluncurkan operasi militer khusus di Ukraina merupakan keputusan yang sulit, tetapi ada ancaman yang benar-benar nyata terhadap Rusia,” kata sang presiden.

Putin memperingatkan, jika Ukraina bergabung dengan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO), seluruh blok militer itu wajib mendukung Kiev secara militeristik dan Ukraina mungkin masuk ke Krimea, sehingga mengakibatkan bentrokan langsung antara Rusia dan NATO.

Sementara Rusia menuntut demiliterisasi Ukraina, Putin mengatakan ada banyak opsi berbeda yang bisa dirundingkan dengan Kiev.

Baca Juga: Sedikitnya 350 Warga Sipil di Ukraina Meninggal, Rusia Ancam Barat

Kedubes Rusia Diserang

Di sisi lain, Moskow pada Sabtu (5/3/2022) meminta otoritas di Estonia, Latvia, dan Lithuania mengambil sejumlah langkah untuk melindungi kedutaan besar Rusia usai terjadi penyerangan terhadap diplomat mereka di ibu kota Lithuania, Vilnius.

Permintaan itu dilaporkan oleh kantor berita Rusia, RIA.

“Kami memperingatkan Vilnius, Riga, dan Tallinn agar mereka menanggung konsekuensi psikosis anti-Rusia yang telah mereka lepaskan,” kata Kementerian Luar Negeri Rusia, seperti dikutip Antara dari RIA.

“Seorang diplomat Rusia di ibu kota Lithuania diserang dengan menggunakan kekuatan fisik, upaya yang dilakukan untuk menekan Duta Besar,” kata Kemlu menambahkan.

Baca Juga: Rusia Blokir Facebook, Ini Alasannya

Lembaga penyiaran nasional Lithuania pekan lalu memberitakan bahwa sekretaris ketiga kedutaan besar Rusia dipukuli pada 24 Februari malam di dekat kedutaan besar, di halaman perumahan. Lembaga itu mengutip juru bicara kepolisian Lithuania.

Serangan tersebut terjadi saat 10.000 orang berkumpul di depan kedubes untuk menunjukkan dukungan terhadap Ukraina setelah Rusia sebelumnya pada tanggal itu melakukan serangan.

Seorang tersangka pemukulan sudah ditangkap, kata jubir kepolisian. Menurut jubir, diplomat tersebut menolak bantuan medis.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya