SOLOPOS.COM - Kepala Puskesmas Sukoharjo, Kunari Mahanani saat ditemui di kawasan Bendosari, Jumat (3/2/2023). (Solopos.com/Magdalena Naviriana Putri)

Solopos.com, SUKOHARJO — Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Sukoharjo mengklaim seluruh puskesmas di 12 kecamatan di Kabupaten Jamu telah terakreditasi. Sementara Puskesmas Sukoharjo yang juga mendapat predikat puskesmas utama masih membutuhkan tiga dokter umum.

“Alhamdulillah untuk standar puskesmas di Sukoharjo sudah terakreditasi semua tahun lalu sebelum pandemi Covid-19,” terang Kepala Dinkes Sukoharjo, Tri Tuti Rahayu, saat dimintai konfirmasi pada Jumat (4/2/2023).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Kepala Puskesmas Sukoharjo Kota, Kunari Mahanani, mengakui puskesmasnya kekurangan tiga dokter umum. Saat ini baru ada tiga dokter gigi dan enam dokter umum, seharusnya berjumlah sembilan.

“Menurut wilayah atau kepesertaan BPJS Puskesmas Sukoharjo Kota kami masih memiliki kekurangan 3 dokter umum. Untuk perawat dan bidan, kami sudah cukup. Tenaga medis lain juga sudah terpenuhi,” kata perempuan yang disapa Anik itu.

Ekspedisi Mudik 2024

Anik menyebut saat ini kunjungan pasien dalam sehari seusai liburan mencapai 200 pasien. Sedangkan per hari rata-rata mencapai lebih dari 100 pasien.

Menurutnya jumlah tersebut cukup menjanjikan dari sisi pemasukan. Apalagi lokasi Puskesmas Sukoharjo Kota menurutnya telah menempati lokasi yang strategis dan cukup dikenal di kalangan masyarakat.

Hanya, berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.43/2019 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat untuk luas wilayah Puskesmas yang seharusnya 4.300 meter persegi saat ini masih belum terpenuhi.

“Di Puskesmas Sukoharjo luas saat ini hanya mencapai 1.500 meter persegi dengan bangunan dua lantai,” kata Anik.

Bahkan menurutnya beberapa pasien harus menunggu di tangga saat kunjungan membeludak. Namun dia menyebut pihaknya sudah mengajukan analisa Puskesmas dan menyampaikannya ke Dinkes Sukoharjo.

Dia mengatakan sudah mendapat tanah hibah dari kecamatan dengan luasan sekitar 7.000 meter persegi di Gayam, Sukoharjo. Tetapi sesuai dana alokasi khusus (DAK) kementerian tidak ada pembangunan fisik sehingga pihaknya terbentur regulasi tersebut.

Jika mengupayakan pendanaan mandiri harus mempersiapkan sekira Rp10 miliar. Sementara pengajuan pembangunan fisik Puskesmas ke Kementerian Kesehatan hanya bisa ditujukan pada Puskesmas yang ada di luar Jawa.

Meski demikian dia memastikan standar pelayanan sudah terpenuhi. Dia mengatakan Puskesmas Sukoharjo selalu memberikan inovasi layanan.

“Kalau untuk di layanan kami berusaha memberikan pelayanan maksimal. Kami akan mengupayakan bagaimana pelayanan cepat dan tertangani semua. Jangan sampai ada mainset atau anggapan bahwa pelayanan di Pemerintah Daerah yang sifatnya negeri pelayanannya lama,” tegas Anik.

Anik menguraikan salah satu layanannya adalah dengan ketersediaan USG dan juga beberapa paket kesehatan di poli umum sesuai dengan kondisi kesehatan masyarakat. Di antaranya Puskesmas Sukoharjo juga memiliki fasilitas unggulan yakni tes cepat molekular (TCM ) yang hanya ada dimiliki 3 Puskesmas yakni Sukoharjo, Kartasura, dan Grogol.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya