SOLOPOS.COM - Ilustrasi Pasar Klewer, Solo (JIBI/Solopos/Dok.)

Solopos.com, SOLO—Potential lost transaksi di Pasar Klewer mencapai Rp10 miliar pada saat pemilihan legislatif (pileg), pada Rabu (9/4/2014). Hal ini karena opersaional Pasar Klewer tutup saat pelaksanaan pesta demokrasi lima tahunan tersebut.

Humas Himpunan Pedagang Pasar Klewer (HPPK), Kusbani, menyampaikan penutupan pasar tersebut merupakan kesepakatan pedagang. Hal ini dilakukan untuk ikut memeriahkan pesta demokrasi yang belangsung lima tahun sekali. Menurut dia, ada sekitar 2.075 pedagang yang ada di pasar tradisional tersebut yang beberapa diantaranya berasal dari luar Solo, seperti Klaten, Sragen, Sukoharjo.

Promosi UMKM Binaan BRI Ini Jadi Kuliner Rekomendasi bagi Pemudik di Pekalongan

Bahkan 60% pegawai yang bekerja di Pasar Klewer juga berasal dari luar kota. Tak hanya itu, apabila dihitung dengan semua orang yang menggantungkan hidupnya dengan bekerja di Pasar Klewer, ada sekitar 12.000 orang. Oleh karena itu, diharapkan dengan menutup operasional pasar, 12.000 orang tersebut dapat menggunakan hak pilihnya.

“Transaksi di Pasar Klewer dalam sehari kisaran Rp8 miliar-Rp10 miliar sehingga ketika tutup ada potensi transaksi yang hilang sekian itu. Tapi pedagang tidak benar-benar tidak melakukan transaksi pada hari itu [Rabu]. Hal ini karena ada pedagang yang tetap menerima dan mengirim pesanan dari rumah mengingat saat ini transaksi bisa dilakukan dimana saja tanpa harus bertemu di pasar,” ungkap Kusbani saat ditemui wartawan di kantor HPPK, Selasa (8/4).

Namun diakuinya, satu bulan hingga dua bulan sebelum pelaksanaan pileg, banyak pedagang yang menerima pesanan dari calon legislatif (caleg) seperti batik, sarung, mukena, sajadah dan kaos partai. Menurut dia, barang-barang tersebut diberikan kepada konstituennya. Kusbani menyampaikan sejak sebulan lalu pemesanan untuk kebutuhan pemilu, naik sekitar 50%.

Pesanan tersebut tidak hanya berasal dari caleg di Soloraya tapi hingga luar provinsi bahkan luar Pulau Jawa. Menurut dia, pemesanan yang dilakukan caleg di wilayah Soloraya maksimal 1.000-1.500 pieces. Namun kalau untuk luar pulau, pesanan bisa mencapai 5.000 pieces.

Sementara itu, salah satu pemilik toko kaos di Pasar Klewer, Endang, mengatakan pihaknya banyak menerima pesanan kaos yang sudah disablon langsung dengan logo partai, nama dan gambar caleg. Dia mengaku hanya melayani pesanan yang langsung dibayar tunai di awal. Endang mengaku menolak kalau hanya membayar uang muka.

“Kalau urusannya dengan caleg agak rawan marena ada risiko tidak dilunasi ketika caleg tersebut gagal. Padahal pembuatan kaos [untuk caleg] biayanya sangat banyak, biasanya pesanannya lebih dari Rp100 juta jadi kalau tidak dilunasi, tentu kerugian akan sangat besar,” terang Endang.

Salah satu pegawai di Pasar Klewer, Widodo, menyampaikan pihaknya pernah menerima pesanan untuk caleg yang berasal dari Kepulaun Riau berupa mukena dan sarung. Dia menyampaikan kurang tahu banyaknya pesanan dari caleg karena beberapa ada yang membeli lewat perantara sehingga terkadang sulit untuk mengetahui apakah pesanan tersebut dari caleg atau bukan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya