SOLOPOS.COM - Umat Hindu melakukan mecaru sebelum upacara piodalan di Pura Indra Prasta di Kampung Mutihan, Kelurahan Sondakan, Kecamatan Laweyan, Solo, Kamis (5/4/2023) malam. (Solopos.com/Wahyu Prakoso)

Solopos.com, SOLO– Umat lintas agama ikut memeriahkan hari ulang tahun atau piodalan ke-20 Pura Indra Prasta di Kampung Mutihan, Kelurahan Sondakan, Kecamatan Laweyan, Solo, Kamis (4/5/2023) malam. Warga terlibat dengan memasarkan produk UMKM.

Pantauan Solopos.com, warga menempati tenda untuk memasarkan produk UMKM Kelurahan Sondakan di depan Pura Indra Prasta. Mayoritas pelaku usaha yang terlibat adalah perempuan berkerudung.

Promosi Jaga Jaringan, Telkom Punya Squad Khusus dan Tools Jenius

Pelaku UMKM merupakan bagian dari wisata religi setempat.  Mereka baru kali pertama ikut memeriahkan piodalan Pura Indra Prasta. Kampung Mutihan sudah dicanangkan menjadi Kampung Pancasila oleh Wakil Wali Kota Solo Teguh Prakosa tahun lalu

Sementara sejumlah anak muda ikut terlibat dalam pengelola kantong parkir yang digunakan umat Hindu maupun tamu undangan piodalan. Hujan tak menghalangi umat Hindu untuk sembahyang dan mengucap syukur.

Mayoritas umat Hindu yang hadir mengenakan pakaian putih. Sementara perempuan mengenakan jarit dengan kebaya putih. Sebagian kecil umat mengenakan pakaian kuning.

Umat memulai sembahyang dengan ritual mecaru sekitar pukul 19.00 WIB. Mecaru merupakan upaya menghormati makhluk lain sebagai salah satu ciptaan Tuhan dengan cara berkeliling Pura Indra Prasta. Hal ini dilakukan supaya umat bisa sembahyang dengan khusyuk.

Sembahyang itu dipimpin oleh seorang Sulinggih atau pendeta dari Bali yang bertugas di Jawa, Ida Nabe Shri Bhagawan Laksmi Ratu Manik. Sementara sejumlah tamu undangan hadir menyaksikan sembahyang, antara lain Camat Laweyan Endang Sabar.

Selanjutnya hadir Kapolsek Laweyan Kompol Dani Herlambang, Danramil Laweyan Danramil 01/Laweyan Kodim 0735/Surakarta Kapten Inf Tri Sakti Kristiyoso, tokoh masyarakat, tokoh agama, dan pengurus Kampung Pancasila di Kampung Mutihan.

Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Solo AKP (Pur) Ida Bagus Komang Suarnawa mengatakan Pura Indra Prasta semula hanya bangunan satu candi di lahan tempat pembuangan sementara (TPS) pada 1968.

“Terus kedatangan perantau dari Bali yang bekerja AURI [Angkatan Udara Republik Indonesia], Kopassus [Komando Pasukan Khusus], pegawai BUMN, swasta, PNS, gotong royong swadaya,” kata dia kepada Solopos.com.

Dia mengatakan lambat laun kompleks Pura Indra Prasta  rampung dibangun pada 2003. Presiden Joko Widodo (Jokowi) ketika menjabat Wali Kota Solo meresmikan Pura Indra Prasta. Batu prasasti Pura Indra Prasta ditandatangani oleh Jokowi.

Menurut Ida, Pura Indra Prasta berdiri di lahan seluas sekitar 1.000 meter persegi. Dulunya merupakan lahan milik negara kini menjadi hak milik Pura Indra Prasta.

“Dulu umat Hindu memang banyak di sini. Sekarang umat Hindu di Solo sekitar 600 orang. Ada dari pegawai swasta, pemerintah, petani, jadi campur ibadah di sini,” papar dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya