SOLOPOS.COM - Perkebunan sayur di Desa/Kecamatan Selo, Boyolali. (Solopos-Nadia Lutfianan Mawarni)

Solopos.com, BOYOLALI -- Petani di Kecamatan Selo, Boyolali, Jawa Tengah, membeli pupuk dari distributor Magelang untuk menyiasati ditutupnya pasokan pupuk subsidi di kecamatan tersebut.

Sejumlah petani menuturkan ada mobil pikap membawa pupuk itu dari Magelang ke Selo. Sementara di wilayah perbatasan dengan Kabupaten Magelang seperti Desa Tlogolele dan Desa Klakah para petani berbagi pupuk dengan warga Magelang.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Kelangkaan pupuk bersubsidi membuat petani resah. Kelangkaan yang terjadi sejak September tahun 2019 lalu membuat musim tanam pertama 2020 nyaris tanpa pupuk bersubsidi.

Gedung Terpadu Setda Sukoharjo Ditempati 16 OPD per Maret 2020

Di masa-masa awal kelangkaan, petani masih menggunakan cadangan pupuk bulan sebelumnya. Namun lambat-laun petani mesti berburu pupuk ke Magelang.

Seorang petani asal Desa Samiran, Kecamatan Selo, Boyolali, Mujianto, mengatakan sejumlah warung di Selo menyediakan pupuk jenis ZA dengan harga Rp110.000-Rp120.000 per sak untuk jenis Za.

“Dari sana para petani membeli semampu mereka,” ujar Mujianto ketika berbincang dengan , Senin (10/2/2020) siang.

Akrab, Gibran-Puguh Saling Senyum di Pesawat "Menjemput" Rekomendasi PDIP

Biasanya satu hektare lahan membutuhkan pupuk Za sekitar 2-2,5 kuintal. Pupuk-pupuk itu, imbuh Mujianto, sebagian besar berasal dari Kabupaten Magelang.

Sekretaris Desa Tlogolele yang juga petani, Neigen Achtach, mengatakan kelangkaan pasokan pupuk di Selo tidak banyak memberi pengaruh bagi warga perbatasan Selo dan Magelang tersebut.

Warga Desa Tlogolele yang berbatasan langsung dengan Kecamatan Sawangan, Kabupaten Magelang, banyak menjalin kekerabatan dengan warga di Magelang. Mereka kemudian saling membantu untuk memenuhi kebutuhan pupuk.

Solopos Hari Ini: Kans Duet Gibran & Purnomo

Misalnya, warga Tlogolele yang membeli pupuk lewat saudaranya yang sama-sama menjadi petani. Sehingga harga pupuk tidak mengalami kenaikan karena tetap dibeli dengan memanfaatkan kartu tani meskipun kartu itu milik orang lain.

Sementara berdasarkan Keputusan Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Boyolali Nomor 521.34/053/28/2020 tentang Alokasi dan Harga Eceran Tertinggi (HET) Pupuk Bersubsidi, alokasi kebutuhan pupuk bersubsidi di Kecamatan Selo untuk tiap-tiap jenis masih tertulis 0 ton. Sebelumnya dalam SK Nomor 521.34/ 5130/ 28 Tahun 2019 tentang Realokasi Keenam/ Terakhir dan HET pupuk bersubsidi, Kecamatan Selo hanya mendapatkan jatah pupuk bersubisi hingga bulan Mei. Di bulan terakhir itu rincian masing-masing jenis pupuk meliputi urea 33,25 ton, ZA 47,50 ton, NPK 7,90 ton, dan organic 14 ton. Sedangkan jenis SP-36 sudah kosong sejak Januari 2019.

Di lain sisi, data Badan Pusat Statistik (BPS) total Selo hanya memiliki 35 hektare lahan sawah baik jenis irigasi teknis maupun nonteknis. Jumlah ini menjadi yang terkecil di antara kecamatan lain di Boyolali. Untuk kebun dan ladang luasnya mencapai 2.926 hektare.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya